Petinggi Gerindra Sebut Survei SMRC Kerap Ngaco dan Salah, Buktinya Waktu Pilgub DKI
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono, menanggapi hasil survei SMRC itu dengan sinis.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) diketahui merilis survei nasional mengenai elektabilitas partai serta elektabilitas Calon Presiden untuk menyambut tahun politik 2018 dan 2019.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono, menanggapi hasil survei SMRC itu dengan sinis.
Ia mengatakan bahwa survei yang dilakukan SMRC kerap salah dan tidak tepat serta mengada-ada.
“Ah, ngaco. Seperti biasa, SMRC salah terus. Waktu Pilkada Jakarta juga begitu (hasilnya salah),” ujar Ferry, menanggapi hasil rilis survei nasional SMRC di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2017) kemarin.
Baca: SMRC: Jokowi di Posisi Teratas, Prabowo Calon Kuat Presiden
Meski kerap salah, Ferry menilai bahwa semua orang harus tetap menanggapi hasil survei SMRC tersebut dengan bijaksana.
Dan hasil survei dari manapun harus dianggap sebagai masukan.
“Kita kan harus menanggapi dengan bijaksana. Hasil survei lembaga manapun harus kita anggap sebagai masukan. Sebagai bahan referensi,” ungkapnya.
Tapi ia mengaku tidak setuju dan berpandangan berbeda dengan beberap hasil dan temuan dari survei SMRC.
Ia meragukan hasil dimana partainya yakni Gerindra disebut memiliki swing voters yang banyak.
“Ada anomali yang secara kualitatif, saya bantah mengenai swing voters, bagaimana Gerindra disebut memiliki swing yang banyak? Padahal secara mekanisme kepartaian kita itu sentralistik tertutup,” jelasnya kepada awak media.
Atas dasar alasan itu, kata Ferry, seharusnya partai Gerindra tak memiliki swing voters yang banyak. Sebaliknya, kalau mau secara terbuka, menurutnya justru PDIP yang memiliki swing voters lebih banyak dibandingkan Gerindra.
“PDIP yang kita tahu, secara terbuka di Jakarta, Pak Boy sadikin rombongan itu pindah. Itu kan swing voters juga. Tapi kenapa PDIP jadi yang terkecil swing votersnya?” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, merilis survei nasional SMRC, di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Djayadi mengatakan bahwa survei nasional telah dilakukan pada 7-13 Desember 2017, dengan melibatkan sekitar 1.220 responden.
Ia menjelaskan bahwa hasil survei menunjukkan kecenderungan banyak pemilih yang berpindah pilihan ke partai politik lain dibandingkan pada Pileg 2014.
Swing voter paling banyak ditemukan di kalangan pemilih Partai Demokrat (51 persen), diikuti oleh PAN (50 persen), PPP dan Hanura (masing-masing 47 persen), Gerindra (45 persen), dan Golkar (38 persen). Adapun partai yang paling sedikit swing voter-nya adalah PKS (20 persen) dan PDIP (23 persen).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.