Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua Umum Gerindra Minta La Nyalla Tak Keluar Dari Gerindra

"Saya secara pribadi yang sudah menganggap mas La Nyalla itu seperti kakak saya sendiri."

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Wakil Ketua Umum Gerindra Minta La Nyalla Tak Keluar Dari Gerindra
KOMPAS IMAGES
Arief Poyuono 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, berharap La Nyalla Mahmud Matalitti tidak keluar sebagai kader Gerindra.

Hal ini terkait langkah La Nyalla yang akan menempuh jalur hukum terkait permintaan uang Rp 40 miliar untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jawa Timur 2018.

La Nyalla geram tak diberikan rekomendasi untuk maju sebagai Calon Gubernur oleh Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto.

Baca: Menkopolhukam Anggap Putusan MK Soal Presidential Threshold Bisa Mengurangi Potensi Konflik

"Saya secara pribadi yang sudah menganggap mas La Nyalla itu seperti kakak saya sendiri. Saya mohon agar jangan keluar dari Gerindra dan tetap berjuang bersama di Gerindra," kata Arief saat dikonfirmasi Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (11/1/2018).

Menurutnya, Pilgub Jatim bukan segala untuk bisa membawa Indonesia menuju Indonesia lebih maju.

Berita Rekomendasi

"Kita punya tujuan yang lebih besar untuk bangsa dan negara," katanya.

Baca: Pemindahan Ibu Kota Negara Tinggal Tunggu Arahan Presiden Jokowi

Arief juga membantah tuduhan permintaan Rp 40 miliar dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, aga La Nyalla mendapatkan aurat rekomendasi.

"Sebenarnya dari awal Gerindra mengusung La Nyalla sebagai bakal cagub Gerindra pada Pilgub Jatim. La Nyalla sebagai kader Gerindra memasang fotonya bersama Prabowo di setiap pelosok Jawa Timur," katanya.

Namun sampai masa berlaku surat tugas itu berakhir, La Nyalla tidak berhasil mendapatkan partai koalisi.

Baca: Begini Uang Proyek e-KTP Sebesar USD 2,6 Juta Dari Mauritius Masuk Jakarta Lewat Keponakan Novanto

"Mengenai uang Rp 40 miliar, mungkin digunakan untuk bayar saksi di TPS saat pencoblosan. Kalaupun itu benar, adalah sangat wajar karena pertama kemenangan cakada dalam Pilgub itu kuncinya adalah kekuatan para saksi di TPS," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas