Tak Gubris Tuntutan FPI Cs, Facebook Tetap akan Hapus Konten yang Menyerukan Ujaran Kebencian
Facebook Indonesia akan tetap menghapus konten-konten yang melanggar standar komunitas yang telah ditetapkan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Facebook Indonesia akan tetap menghapus konten-konten yang melanggar standar komunitas yang telah ditetapkan, guna menjaga media sosial tetap aman dan nyaman bagi penggunanya meski beberapa ormas Islam seperti FPI dan lainnya menyampaikan protes.
Juru bicara Facebook yang tidak menyebutkan namanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun menyatakan, Facebook ingin agar semua orang yang menggunakan Facebook merasa aman dan nyaman saat mereka berbagi cerita maupun berhubungan dengan teman serta keluarga.
"Kami terbuka apabila Facebook digunakan untuk berdiskusi mengenai beragam topik dan gagasan serta meningkatkan kesadaran akan isu yang penting bagi masyarakat," tulis Facebook di Jakarta kemarin.
Facebook menjelaskan pihaknya akan menghapus konten yang melanggar standar komunitas yang telah ditetapkan dan dibuat untuk mencegah adanya organisasi atau individu yang menyerukan ujaran kebencian.
"Atau kekerasan terhadap pihak lain yang memiliki pandangan berbeda dengan mereka," ucapnya.
Kemarin peserta aksi 121 yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Tolak Kezaliman Facebook melakukan unjuk rasa di depan kantor Facebook Indonesia di gedung Capital Place, Gatot Subroto.
Baca: La Nyalla Laporkan Oknum Politisi Gerindra ke KPK dan Polri
Aksi yang berlangsung sejak pukul 14.38 WIB hingga pukul 16.15 WIB berjalan tertib dan terus menyerukan bahwa Facebook telah menzalimi umat Islam dengan menutup akun para ulama dan kegiatan Islam.
Dalam kegiatan ini, peserta aksi 121 tidak berhasil bertemu dengan pihak Facebook Indonesia karena berdasarkan keterangan pengelola gedung, sudah tiga hari tidak ada aktivitas dari karyawan Facebook Indonesia.
Adapun, tuntutan peserta aksi 121 di antaranya agar Facebook tidak semena-mena terhadap akun-akun milik umat Islam, Facebook juga diminta teliti dan cermat dalam bertindak di negeri mayoritas muslim yang berdasarkan Pancasila ini, yang sila pertamanya adalah "KETUHANAN YANG MAHA ESA".
Berikutnya, perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut harus bersikap netral terhadap konsumennya dan tidak menjadi kepentingan golongan tertentu.
Bila sikap semena-mena dan tidak adil kembali ditunjukkan, maka massa umat Islam akan datang kembali ke kantor Facebook dengan jumlah yang lebih besar.
Berpeci Putih
Satuan Pengamanan (Satpam) gedung Capital Place di Jalan Raya Gatot Subroto mengenakan peci putih saat menghadapi peserta aksi 121.
Padahal, sekitar pukul 14.20 WIB, ratusan Satpam belum mengenakan peci putih tetapi menggunakan topi yang merupakan seragam kesatuannya.
Dalam agenda aksi 121, peserta aksi terlebih dahulu melakukan salat Jumat di Masjid Al-Azhar di Blok M, Jakarta Selatan.
Humas Presidium Alumni 212, Novel Chaidir Bamukmin, membandingkan dengan sejumlah akun yang mengunggah lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT), komunis, hingga penistaan agama yang dibiarkan eksis.
Baca: Ade Komarudin Sempat Meneteskan Air Mata Pasca Operasi Syaraf
"Justru akun LGBT, komunis, zina penista agama didukung. Sementara setiap profile (Alumni) 212, FPI, MCA (Muslim Cyber Army), bendera tauhid, foto Habib Rizieq, dan masih banyak langsung blokir," tutur Novel.
Padahal kata dia, akun media sosial yang diblokir itu merupakan akun dakwah dan akun bermuatan aksi kemanusiaan untuk penggalangan bantuan saat terjadi bencana alam.
"Yang masyarakat perlu yang kita memang terdepan membantu masyarakat, membantu ketika ada bencana alam dan musibah," kata dia.
Beberapa perwakilan peserta aksi 121 diberikan kesempatan pihak Facebook Indonesia melakukan pembicaraan secara khusus di salah satu ruang kantor Facebook, gedung Capital Place, Gatot Subroto.
Dari beberapa perwakilan peserta aksi 121 tersebut mamasuki gedung sekitar pukul 15.00 WIB dan terdapat pengacara sekaligus penasihat Alumni Presedium 212, Eggi Sudjana.
Eggi yang sebelumnya berorasi di mobil komando dengan menggunakan pengeras suara, berupaya membakar semangat peserta aksi 121 yang dinilai telah menzhalimi umat Islam.
"Facebook kenapa memblok, atau menghapus, atau memblokir akun dakwah umat Islam, ini bukan saja mengkhianati proses dakwah tetapi juga melanggar kebebasan berpendapat," ujar Eggi.
Menurut Eggi, Facebook telah melanggar hukum dan bertindak diskriminatif terhadap umat Islam, sementara akun-akun yang menghina Islam dan berbau pelanggaran bersosial tetap dibiarkan Facebook.
"Yang menghina umat Islam tidak diblokir, kenapa akun umat Islam diblokir," ucap Eggi.
Meskipun perwakilan peserta aksi 121 diberikan kesempatan berbicara dengan pihak Facebook, tetapi di depan gedung peserta aksi lainnya tetap melakukan orasi yang terus mengulang Facebook melakukan kezaliman terhadap umat Islam.
Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto dan Jembatan Semanggi sempat macet akibat aksi unjuk rasa dari ormas Islam yang menamakan diri aksi 121. (glery lazuardi/seno tri sulistiyono)