Fredrich Yunadi Merasa Difitnah KPK, Ini Penjelasannya
Fredrich Yunadi bantah memesan satu lantai ruang VIP di RS Medika Permata Hijau untuk Setya Novanto, usai kecelakaan pada 16 November 2017.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fredrich Yunadi bantah memesan satu lantai ruang VIP di RS Medika Permata Hijau untuk Setya Novanto, usai kecelakaan pada 16 November 2017.
Ia mengaku hanya memesan tiga kamar di rumah sakit tersebut. Hal itu diakuinya kepada wartawan setelah jalani pemeriksaan di KPK, Selasa (16/1/2018) malam.
Sementara, di lantai tempat Setya Novanto dirawat ada 8 kamar. Kemudian, ada 4 kamar yang telah diisi oleh pasien lain. Sisanya kosong.
Fredrich selanjutnya menghubungi pihak RS Medika Permata Hijau untuk memesan dua kamar yang kosong. Kamar tersebut untuk beristirahat enam ajudan Setya Novanto yang saat itu berstatus tersangka kasus korupsi KTP elektronik.
"Saya tanya sama RS, bu depan (kamar) ini kan kosong, boleh enggak kita sewa buat ajudan. Selama tidak ada pasien boleh, jadi kita sewa tiga kamar," terang Fredrich.
Atas pemesanan tiga kamar itu, Fredrich merasa tidak ada yang salah. Alhasil, tudingan KPK terhadap dirinya yang menyebut memesan satu lantai merupakan fitnah dan tidak berdasar.
"Lah kalau saya sewa tiga kamar salah saya apa? Kok bisa menuduh fitnah saya sewa satu lantai. Itu kan berarti yang ngomong begitu itu, yang menurut saya perlu masuk psikiater Sumber Waras. Sana diperiksa itu," tegas Fredrich.
Lebih lanjut, Fredrich juga mengaku baru berada di RS Medika Permata Hijau setelah Setya Novanto mengalami kecelakaan mobil, bukan sebelumnya.
Ia juga memiliki bukti baru berhasil memesan kamar untuk terdakwa korupsi proyek e-KTP itu sekitar pukul 20.30 WIB.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan dua tersangka yakni Fredrich dan dokter RS Medika Permata Hijau, Bimanesh. Mereka diduga memanipulasi data medis Setya Novanto agar bisa dirawat untuk menghindari pemeriksaan KPK.
Selain itu, Fredrich juga diduga mengkondisikan RS Medika Permata Hijau dengan memesan satu lantai ruang VIP sebelum Setya Novanto kecelakaan menabrak tiang listrik pada 16 November 2017.(*)