Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ceritakan Makna dalam Teater Kebangsaan Satyam Eva Jayate

Presiden Joko Widodo menceritakan makna yang terkandung dalam teater kebangsaan dengan lakon "Satyam Eva Jayate".

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jokowi Ceritakan Makna dalam Teater Kebangsaan Satyam Eva Jayate
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) sebelum pagelaran teater kebangsaan berjudul Satyam Eva Jayate di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (23/1/2018). Pagelaran teater kebangsaan tersebut digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Megawati Soekarnoputri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Presiden Joko Widodo menceritakan makna yang terkandung dalam teater kebangsaan dengan lakon "Satyam Eva Jayate".

Pada akun Facebook-nya, Rabu (24/1/2018), Jokowi menuliskan makna dari teater tersebut, berikut kutipannya :

Alkisah, dua politisi besar di kerajaan antah-berantah, bersaing berebut kekuasaan.

Bermacam cara dilakukan agar memenangkan persaingan.

Fitnah dan intrik membuat masyarakat terbelah.

Sang pemimpin kerajaan tersingkir, bahkan dibuang ke hutan.

Apa yang terjadi kemudian?

Berita Rekomendasi

Sang pemimpin justru tercerahkan dan menemukan kesadaran bahwa puncak kekuasaan sesungguhnya bukan penguasaan dan kekuatan politik, tapi kebijakan yang berakar dari semangat menyejahterakan rakyat.

Satyam Eva Jayate. Akhirnya kebenaranlah yang menang.

Baca: HUT ke-71 Megawati, PDIP Gelar Teater Kebangsaan

"Saya menonton Pagelaran Teater Kebangsaan dengan lakon “Satyam Eva Jayate” ini kemarin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta," ujar Jokowi.

Pagelaran ini dihelat dalam rangka perayaan ulang tahun ke-71 Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5.

Pagelaran Satyam Eva Jayate dengan sutradara Agus Noor ini bercerita tentang peristiwa di abad ke-13 atau tepatnya tahun 1296.

Kalimat dari naskah kuno Sanskerta ini pernah diucapkan sang pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, di tengah intrik perebutan kekuasaan di negerinya.

Mengingat tahun 2018 ini tahun politik, ada pemilihan kepala daerah di 171 daerah, saya mengutip ucapan Ibu Megawati dalam sambutannya sebelum pagelaran ini agar,

“Kalau kita harus tempur, ya kita tempur dengan baik demi demokrasi. Demikian.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas