IDI Dianggap Pentingkan Ego Sektoral, Ini Kritik Anggota DPR
Hal itu disampaikan Irma menanggapi kasus pelecehan seksual yang dialami oleh pasien WD, oleh oknum perawat RS Nasional Hospital.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Nasdem Irma Suryani meminta agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak mementingkan ego sektoral dalam kasus yang melibatkan ahli medis.
Selama ini, menurut Irma, IDI selalu memberikan pembelaan terhadap pekerja medis yang melakukan pelanggaran kode etik. Padahal, IDI seharusnya memberikan perlindungan kepada pasien saat dalam penangnan tim medis.
Hal itu disampaikan Irma menanggapi kasus pelecehan seksual yang dialami oleh pasien WD, oleh oknum perawat RS Nasional Hospital Surabaya, Selasa 23 Januari 2018.
Baca: Reaksi DPR Terkait Pelecehan Seksual Terhadap Pasien oleh Oknum Perawat
"IDI tidak boleh hanya melindungi anggotanya, lebih besar harus yang dilindungi adalah masyarakat. Kalau tidak ada masyarakat tidak ada IDI," kata Irma Suryani dalam diskusi bertema "Hospital tanpa Hospitality" di Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2018).
Irma menceritakan, bagaimana dia menemui beberapa kasus dimana IDI secara terus menerus melakukan pembelaan terhadap tenaga medis yang melanggar kode etik.
Baca: Anggota DPR Minta Kemenristekdikti Evaluasi Sekolah Keperawatan
Hal ini tentu membuat pengungkapan kasus pelecehan seksual terhadap pasien sulit terbongkar.
Irma mencontohkan bagaimana kasus pelecehan seksual oleh dokter senior terhadap juniornya berinisial, IS, di Tangerang, Banten.
Dalam kasus ini, IDI memberikan pembelaan terhadap dokter senior sehingga dia mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Mereka (IDI) takut kalau institusi ini tercemar, sehingga nantinya masyarakat tidak percaya lagi. Ya mana mungkin masyarakat mau percaya kalau ini tidak dibuka," terang Irma Suryani.
Untuk itu, Irma berharap, IDI tidak memberikan pembelaan pada perawat laki-laki berinisial,ZA yang melakukan pelecehan seksual terhadap pasien WD.
"Ini harus kita selesaikan. Pelaku dipidanakan, RS dikasih sanksi," tegasnya.
Diketahui, WD, pasien Rumah Sakit Nasional Hospital Surabaya dilecehkan di ruang pemulihan usia menjalani operasi.
Korban saat itu usai menjalani operasi kandungan.(*)