GP Ansor Kembali Tegaskan Dukung Cak Imin Maju Menjadi Cawapres 2019
Kata Cak Imin, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir banyak kejutan-kejutan yang muncul. "Kita sedang menghadapi perubahan besar," katanya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan mengenakan kaos bertuliskan ‘Cak Imin Cawapres Zaman Now’, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut bersama sejumlah pengurus sambangi kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kedatangan Gus Yaqut dan pengurus GP Ansor disambut langsung Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB, Marwan Jafar.
Dalam pertemuan tersebut Gus Yaqut kembali menegaskan komitmen GP Ansor mendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2019.
"Kami sengaja datang mengenakan kaos ini untuk menunjukkan dukungan penuh GP Ansor bagi Cak Imin maju sebagai calon wakil presiden," kata Yaqut Cholil, Kamis (1/2/2018).
Baca: Cak Imin Mengaku Terkejut Namanya Didorong Jadi Calon Wakil Presiden Dampingi Jokowi
GP Ansor menyatakan mendukung Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dr. HA Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden 2019-2024.
Menurut Yaqut Cholil, rakyat Indonesia patut berbangga karena memiliki figur calon wakil Presiden seperti Cak Imin. Karena Cak Imin memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, berpengalaman, berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) dan memberi harapan bagi berbagai kalangan.
Dalam kesempatan bersilaturahmi dengan Cak Imin, Yaqut Cholil juga mengantar kader-kader utamanya untuk mendaftar sebagai calon legislatif Pemilu 2019 mendatang.
Dalam kesempatan itu, Cak Imin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh GP Ansor yang bertujuan untuk kemaslahatan bangsa.
"Saya sangat menghargai apa yang telah disampaikan GP Ansor. Terima kasih atas dukungannya dan mari kita berjuang agar bangsa Indonesia lebih baik," kata Cak Imin.
Cak imin mengatakan bahwa kebersamaan dengan GP Ansor bukan tanpa dasar seperti dasar historis. Dari waktu ke waktu, kata Cak Imin, tantangan yang dihadapi dengan politik pun harus memiliki strategi.
Kata Cak Imin, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir banyak kejutan-kejutan yang muncul. "Kita sedang menghadapi perubahan besar," katanya.
Cak Imin mengajak GP Ansor untuk memperkuat Pemilu 2019 mendatang, salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia yang baik. Karena satu-satunya kelompok dan kekuatan yang paling minim conflict of interest adalah keluarga besar NU, dalam mengelola perjuangan kebangsaan dan kenegaraan.
Menurut Cak Imin, conflict of interest itu memiliki tiga background. Pertama karena dia seorang pengusaha yang senantiasa mencari keuntungan. Dalam konteks ini, kata cak Imin, NU tidak memiliki pengusaha besar.
"Nggak mengimpor sesuatu yang sebetulnya rakyat tidak membutuhkannya. Belakangan ini kita mendengar akan mengimpor beras, padahal rakyat mau panen. Pasti ada yang sedang mengail dan mengeruk keuntungan," kata Cak Imin.
Faktor yang kedua conflict of interest, kata Cak Imin, karena jabatan politik dengan menghalalkan segala cara. Sedangkan keluarga besar NU selalu mengedepankan ahklakul karimah.
Sedangkan yang ketiga conflict of interest itu berbasis pada ideologinya.
"Kalau kekuatan politik tidak punya ideologi pasti tentu lahir dengan ideologinya untuk meminimalisir konflik. Kalau sudah begitu maka insya Allah legislatif dan eksekutif yang diisi oleh orang-orang NU hampir bisa dijamin pasti akan amanah dan memiliki komitmen yang tinggi," tandas Cak Imin.