Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua DPR: Jangan Ada Permainan, Hukum Mati Penyelundup Narkoba

Tindakan tegas perlu dilakukan dengan menghukum mati pelaku penyelundupan narkoba karena dipandang telah melakukan kejahatan

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ketua DPR: Jangan Ada Permainan, Hukum Mati Penyelundup Narkoba
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo, meminta jangan ada lagi pihak yang mencoba main-main, atau melemahkan kepercayaan masyarakat pada penegakan hukum terkait pemberantasan narkoba.

Menurutnya, tindakan tegas perlu dilakukan dengan menghukum mati pelaku penyelundupan narkoba karena dipandang telah melakukan kejahatan kemanusiaan.

Polikus Partai Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini menekankan, narkoba adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak perlu di toleransi.

Baca: Potret Penyanyi Dangdut di Banua, Kawin Cerai, Ada yang Suaminya Hiperseks

Dirinya menyebutkan penangkapakan kapal Sunsrise Glory yang melakukan penyelundupan satu ton shabu-shabu di kawasan Batam, Kepri Rabu lalu membuktikan Indonesia sebagai market besar peredaran narkoba.

Hal itu diungkapkan Bamsoet saat melakukan kunjungan bersama Panglima TNI, Kepala BNN dan Kabareskrim Polri ke Batam.

Bambang menyebutkan, pimpinan DPR mengapresiasi adanya kerjasama bahu menbahu di lapangan dalam memburu para penyelundup kakap tersebut.

Berita Rekomendasi

Dirinya menilai, satu ton lebih jenis sabu yang berhasil disita tersebut diperkirakan dapat merusak setidaknya 5 juta anak-anak bangsa.

"Sebagai pimpinan DPR RI saya berpendapat, tidak ada kata lain kecuali sebuah tindakan tegas yg harus dilakukan oleh negara. Yakni, tenggelamkan kapal tersebut dan hukum mati pelakunya," kata Bamsoet, Minggu (11/2/2018).

Mantan Ketua Komisi III DPR ini mengingatkan pemerintah, khususnya penerintah daerah tak menganggap enteng peredaran narkoba.

Pencegahan, khususnya di kalangan generasi muda mutlak dilakukan karena oleh semua pihak karena ancaman narkoba sudah di depan mata.

"BNN, Polri, TNI tidak akan bisa sendirian. Intinya, ini adalah tanggungjawab kita bersama. Dan nyatakanlah mulai hari ini, perang terhadap narkoba!" kata Bamsoet.

Lebih jauh dirinya berpesan, supaya aparat penegak hukum agar bekerja lebih profesional lagi dengan sinergitas yang tak hanya di level pimpinan, namun hingga ke tataran pelakasana.

"Kerjasama mutlak dilakukan karena resource yg ada pada masing-masing institusi akan dapat saling melengkapi. Pada level pelaksana di lapangan, jangan lagi ada permainan-permainan yang melemahkan kepercayaan masyarakat pada penegakan hukum," katanya.

Dalam kesempatan yang sama Bamsoet mengemukakan pentingnya penelusuran lebih jauh atas penangkapan satu ton sabu tersebut.

Hal itu mengingat asal dan bendera yang digunakan berasal dari negara yang sekawasan dengan Indonesia.

Penelusuran ini kata Bamsoet, akan membuktikan ada tidaknya indikasi keterlibatan oknum negara tetangga, yang biasanya terkenal sangat ketat pengawasannya.

Hal itu mengingat upaya penyelundupan narkoba berskala besar telah terjadi berulang kali ke Indonesia melalui jalur laut yang melalui negara tetangga.

"Saya minta kepada aparat penegak hukum kita Polri, BNN dan TNI untuk menggunakan sumber daya yg kita miliki dan mencari tahu soal ini. Kita bangsa yang besar, akan sangat memalukan bila hal seperti ini kembali terulang, bila memang mereka tidak mengetahui tentu kita akan menganggap hal ini murni upaya sindikat, namun bila ada indikasi keterlibatan perangkat atau oknum negara dlm hal ini, tentu kita harus mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan untuk itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas