Jokowi Ingatkan Tantangan Diplomat Tak Mudah
Jokowi pun menitipkan pesan kepada para perwakilan RI di luar negeri mengingat tugas seorang diplomat yang berat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka secara resmi rapat kerja kepala perwakilan RI di luar negeri, Senin (12/2/2018).
"Dengan mengucapkan Bismillahirohmanirrahim rapat kerja kepala perwakilan RI di luar negeri resmi dibuka," ujar Jokowi dalam sambutannya di Gedung Pancasila, Kemenlu, Pejambon, Jakarta Pusat.
Jokowi pun menitipkan pesan kepada para perwakilan RI di luar negeri mengingat tugas seorang diplomat yang berat.
"Tugas diplomat semakin tidak mudah karena terlalu banyak ketidakpastiaan yang terjadi saat ini di dunia," ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan konflik perang terjadi di berbagai belahan dunia, krisis kemanusiaan, pengungsi yang jumlahnya mencapai jutaan, juga terjadi kejahatan lintas batas ancaman, terorisme perdagangan orang, narkoba mengancam semua negara bukan hanya Indonesia.
"Inilah kehidupan dunia kita sekarang ini. Ini adalah tantangan kita ini adalah tantangan diplomat yang kita hadapi," ujar Jokowi.
Lanjut Jokowi, diplomat juga menjadi ujung tombak kepentingan 260 juta penduduk Indonesia di mana diplomat memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
Baca: Setya Novanto Kini Potong Rambut di Tukang Cukur Pinggir Jalan
"Oleh karena itu, pendekatan diplomasi kita harus disesuaikan dengan tantangan jaman yang ada. Diplomasi cepat, diplomasi yang responsif, diplomasi tanggap, bukan lagi diplomasi yang membuang uang tapi diplomasi yang menghasilkan uang,"kata Jokowi.
Rapat kerja kepala perwakilan RI di luar negeri diikuti oleh 134 kepala perwakilan yang terdiri dari kepala dita besar, konsul jenderal, dan konsul, 15 eselon 1 dan 56 eselon 2.
Raker akan berlangsung hingga Kamis (15/2/2018) ini mengambil tema "Diplomasi Jaman Now".
Disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meski tema tersebut pendek namun kata "Jaman Now" merupakan kunci dari segala perubahan.
"Mindset atau bahasa yang sering kita pakai adalah revolusi mental juga harus dilakukan oleh seluruh diplomat Republik Indonesia," ujar Retno.