Bantah Kabar Miring, Partai NasDem Sebut Mustafa Sempat ke Rumah Sakit
Dia mengatakan, dalam proses pencalonan di pilgub Lampung, sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Lampung, Mustafa sempat menjalankan pemeriksaan tenggorokan di sebuah rumah sakit di Jakarta ketika kegiatan operasi tangkap tangan KPK sedang berjalan.
Hal itu dikatakan oleh Pelaksana Tugas Ketua DPW NasDem Lampung Taufik Basari yang sekaligus meluruskan kabar miring mengenai Mustafa.
"Iya dia sempat ke Jakarta untuk periksa tenggorokan. Setelah itu dia pulang ke Lampung karena menghadiri acara di KPU Lampung," tuturnya di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Jumat (16/2).
Tidak ada, kata dia, penjelasan bahwa bupati Lampung Tengah itu kabur dari kejaran KPK. Hanya saja, dia tidak mengerti apa-apa mengenai kegiatan OTT tersebut.
"Dia tidak tahu. Pulang saja dia naik kapal Ferry kok," katanya.
Kepada Taufik, Mustafa menjelaskan dia baru mengerti ada panggilan dari KPK, sehari setelah terjadinya penangkapan kepada sejumlah orang di Lampung dan Jakarta.
Bahkan, Mustafa masih sempat berkampanye di Lampung Selatan. Sekitar pukul 16.00WIB, KPK baru memintanya untuk melakukan pemeriksaan.
"Harus diingat, Mustafa sendiri yang mendatangi KPK. Tidak ada penjemputan paksa," ungkap Taufik.
Saat itu, dirinya juga terus berkomunikasi dengan Mustafa terkait dengan posisinya di Partai NasDem.
Ketika itu, dia mengatakan akan mengikuti proses hukum yang ada, serta mengundurkan diri dari partai yang membesarkan namanya.
"Dia bilang akan ikuti proses hukum, itu saja. Sama dia bilang juga segera mengundurkan diri dari partai," katanya.
Tidak Lanjutkan Proses Politik
Sekjen NasDem Johnny G Plate menjelaskan, pihaknya tidak akan melanjutkan proses politik yang sedang berjalan. Meski, KPU sudah memberikan jalan untuk tetap melanjutkan kampanye pasangan calon Mustafa-Ahmad Jajuli di provinsi Lampung.
Dilanjutkan olehnya, NasDem masih akan berkomunikasi lebih lanjut dengan partai koalisi, yaitu PKS dan Hanura mengenai kelanjutan pasangan tersebut.