Nazaruddin: SBY Tidak Terlibat Proyek e-KTP
"Mirwan Amir tidak pernah (menyampaikan soal proyek e-KTP kepada SBY) kalau kita di Cikeas, itu yang dibilang Mirwan Amir,"
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin menegaskan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah terlibat dalam korupsi proyek pengadaan e-KTP.
Selain itu, Nazaruddin juga membantah kesaksian Mirwan Amir yang disampaikan dalam sidang Setya Novanto beberapa minggu lalu yang sempat menyebut nama SBY.
Baca: Nazaruddin Klaim Kantongi Bukti Korupsi Fahri Hamzah
"Masalah Pak SBY, soal e-KTP Pak SBY tidak pernah terlibat," kata Nazaruddin, Senin (19/2/2018) usai bersaksi bagi terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Nazaruddin menjelaskan Mirwan tidak pernah menyampaikan apapun kepada SBY soal proyek e-KTP di Cikeas, Jawa Barat.
Baca: Hakim Kepada Nazaruddin: Dulu Saudara Jawab Tegas, Giliran Di Depan Setya Novanto Tidak Mau Sebut
Sementara itu, saat di sidang, Mirwan mengaku menyampaikan kepada SBY agar proyek e-KTP dihentikan lantaran bermasalah.
SBY merespon e-KTpp harus tetap jalan karena akan menghadapi Pilkada.
"Mirwan Amir tidak pernah (menyampaikan soal proyek e-KTP kepada SBY) kalau kita di Cikeas, itu yang dibilang Mirwan Amir," katanya.
Baca: Saling Sanggah Saat Persidangan, Hakim Tegur Nazaruddin dan Mekeng Jangan Ribut Seperti di Pasar
Selain membantah keterlibatan SBY, Nazaruddin juga menepis keterlibatan Edhy Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam proyek yang ditaksir merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun itu.
Nazaruddin menyebut dalam dakwaan mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan Sugiharto sudah jelas siapa saja yang terlibat.
"Terus untuk proyek e-KTP, Ibas tidak terlibat sama sekali, makanya dari awal tuntutan Pak Irman yang komplit itu tidak ada nama pak SBY," ungkap Nazaruddin.
Baca: KPK Akan Lelang Mobil Mewah yang Disita Dari Lutfi Hasan Ishaaq dan Nazaruddin
Menurut Nazaruddin, di kasus ini yang paling jelas keterlibatannya adalah mantam Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Nazaruddin menyebut Anas selalu membawa-bawa nama Demokrat hanya untuk kepentingannya pribadi.
"Jadi gini mas Anas itu selalu membawa nama Demokrat, tetapi semuanya untuk kepentingan pribadi," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.