Mengelola Sampah dari Masyarakat untuk Masyarakat
Bersama PLN Peduli, sekitar 50.000 nasabah dari beberapa Bank Sampah tesebar di Indonesia kini mampu mengelola sampah menjadi sesuatu yang berguna.
Editor: Content Writer
Sampah sudah tak lagi menjadi musuh bagi kalangan masyarakat yang aktif dalam pengeloaan sampah. Bersama PLN Peduli, sekitar 50.000 nasabah dari beberapa Bank Sampah tersebar di Indonesia kini mampu mengelola sampah menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomis.
“Saya sebagai pengrajin sampah plastik, dengan daur ulang ini, tadinya sampah tidak berguna, kita manfaatkan lagi, kita gunakan lagi menjadi barang yang sangat positif nilainya, “ kata Sri Hartini Koordinator Daur Ulang Plastik Bank Sampah PLN Peduli di Bantul.
Sejak 2011 PLN telah aktif pada program peduli lingkungan khususnya pengeloaan sampah secara mandiri yang dikenal dengan Program Bank Sampah. Bank Sampah ini dikelola oleh kelompok masyarakat atau kader lingkungan di berbagai daerah, pecinta lingkungan, kader PKK, mahasiswa dan pelajar serta berbagai komunitas lainnya. Bersama PLN Peduli, Bank Sampah kemudian menyusun program-program untuk pengelolaan sampah yang terarah dan bermanfaat dari masyarakat untuk masyarakat.
“Di Bank Sampah ini kami mengajak masyarakat, ibu-ibu rumah tangga agar dapat memisahkan sampah yang masih dapat di daur ulang, untuk ditabung di Bank Sampah,” kata Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka.
Ada sekitar 337 ton sampah perbulan yang dikelola di oleh Bank Sampah PLN Peduli yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Nasabah yang telah memilah sampah kemudian menyetorkannya ke Bank Sampah untuk di timbang oleh petugas. Kemudian nilai sampah tersebut dihitung dalam buku tabungan. Hasilnya dapat di konversi dengan berbagai transaksi, termasuk dalam tokel listrik atau pelunasan listrik pascabayar.
Sampah yang terkumpul di Bank Sampah Induk akan dipilah lagi sesuai jenisnya, seperti plastik, kertas, koran, atau besi. Untuk sampah plastik akan masuk ke proses pencacahan dan dijual kembali ke pabrikan untuk dibuat berbagai jenis produk plastik. Sedangkan sampah kemasan dapat dikreasikan mejadi tas, sandal, bahkan hiasan rumah.
“Bank Sampah ini konsepnya dari masyarakat untuk masyarakat. Sampahnya dikumpulin oleh masyarakat, dikelola oleh masyarakat, nanti hasilnya juga untuk masyarakat. Ini wujud kita untuk sayang dengan bumi, dengan membersikkan dari sampah,” lanjut Made.
Keaktifan PLN dalam pengembangan bank sampah diberbagai kota di Indonesia sebagai wujud kepedulian PLN terhadap kegiatan-kegiatan penyelamatan lingkungan dan pelestarian alam. Bank sampah PLN terdapat antara lain di Jakarta, Malang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Mataram, Palembang, Balikpapan, Pontianak, Padang dan Bali.
Jumlah Unit Bank Sampah PLN Peduli terus meningkat. Seperti di Malang, pada 2016, terdapat 520 unit Bank Sampah di Bawah Bank Sampah Induk Malang. Saat ini telah bertambah menjadi 581 unit. Tiga Bank Sampah Binaan PLN mendapat penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Bank Sampah terbaik 2017.(*)