Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Perwira Polantas soal Kejanggalan Sebelum Ledakan bom dan Serangan Teroris di jalan Thamrin

Deny menerangkan saat sebelum kejadian dirinya hanya memiliki firasat yang aneh pada pos polisi Sarinah.

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita Perwira Polantas soal Kejanggalan Sebelum Ledakan bom dan Serangan Teroris di jalan Thamrin
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Polisi Korban Bom Thamrin Aiptu Denny Maheu, melakukan tabur bunga saat aksi damai Peringatan 1 Tahun Tragedi Bom Thamrin 14 Januari 2016, di TKP Pos Polisi Perempatan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, Sabtu (14/1/2017). Aksi Damai yang diinisiasi oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA) dan Yayasan Penyitas Indonesia (YPI) ini selain sebagai bentuk dukungan kepada Kepolisian dan instansi terkait untuk melakukan pencegahan dini terhadap gerakan dan aksi terorisme juga merupakan bentuk ajakan agar masyarkat turut melakukan antisipasi dan senantiasi menjaga ketentraman, kedamaian serta saling toleransi dalam kehidupan yang majemuk. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deny Mahieu mengisahkan pengalamannya ketika bom Sarinah Thamrin terjadi pada 14 Januari 2016 lalu.

Saat itu, Deny yang berpangkat Inspektur Dua di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sebenarnya tidak sedang bertugas di pos polisi tempat lokasi kejadian.

Dirinya hanya melakukan paroli disekitar tempat kejadian.

"Saat itu masih dilarang pengendara roda dua melintas di jalan antara HI dan Harmoni, saya hanya melakukan pengawasan disana" kata Deny saat sidang lanjutan terdakwa pelaku bom Sarinah Thamrin, Aman Abdurahman di Pengadilan Negeri Jakarta selatan Jumat, (23/2/2018).

Deny menerangkan saat sebelum kejadian dirinya hanya memiliki firasat yang aneh pada pos polisi Sarinah.

Mengandalkan insting yang kuat, dirinya menghampiri pos tersebut.

Baca: Anies Baswedan Ogah Tanggapi soal Dirinya Dipolisikan LSM

Berita Rekomendasi

"Saya melihat ada tas ransel diujung bersama dengan dua botol air mineral, kue, serta kotak" kisah Deny.

Tak hanya itu, kotak yang dilihat Deni saat itu memiliki sepasang pemancar yang menyerupai telinga di sebelah sisi kanan dan kiri kotak tersebut.

Saat itu, kondisi pos polisi sepi karena polisi yang bertugas di pos tersebut sedang mencari sarapan pagi.

Dugaan Deny betul adanya. Beberapa menit, sekitar pukul 10.30 WIB, bom yang diletakan di sebuah kedai kopi Sarinah meledak lebih dulu.

Setelah itu kemudian disusul oleh ledakan bom di Pos polisi tempat Deny berada 30 detik setelahnya.

"Karena yang meledak di kedai kopi duluan, saya berdiri di pintu pos melihat kearah sana (kedai kopi), dan posisi saya membelakangi ransel dan kotak tersebut," beber Deny.

Akibat ledakan itu, Deny mengalami luka yang cukup parah. Bagian paha hingga betis Deny hancur berlumuran darah.

Tak hanya itu, kepala serta tangan bagian kanan Deny juga mengalami luka-luka. (Tribun Jakarta/Pebby Ade Liana)

Berita ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul: Bersaksi di Pengadilan Bom Sarinah, Perwira Lantas Ini Ungkap Kejadian Janggal Sebelum Ledakan

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas