Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Anggap Wacana Pembentukan Poros Ketiga Hal Biasa

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan wacana pembentukan Poros ketiga di Pemilihan presiden 2019 merupakan hal yang biasa.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Demokrat Anggap Wacana Pembentukan Poros Ketiga Hal Biasa
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Nurhayati Ali Assegaf. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan wacana pembentukan Poros ketiga di Pemilihan presiden 2019 merupakan hal yang biasa.

Wacana koalisi partai yang berbasiskan Islam menurut Nurhayati merupakan hal yang wajar karena mayoritas penduduk Indonesia muslim.

Baca: KPK Panggil Empat Ketua Fraksi DPRD Lampung Tengah Terkait Kasus Suap Pinjaman Daerah

"Jadi saya kira dalam demokrasi ini merupakan salah satu dinamika demokrasi di Indonesia yang memang mayoritas penduduknya muslim. Kalau ada wacana poros ketiga itu hal yang biasa saja. Bukan hal yang luar biasa," ujar Nurhayati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (8/3/2018).

Menurut Nurhayati pembentukan poros ketiga yang berbasiskan islam bukan berarti Pemilihan presiden mendatang akan diwarnai sentimen agama.

Baca: Setya Novanto Mengaku Tidak Tahu Data Medisnya Dipalsukan

Demokrat menurut Nurhayati akan menolak bila isu agama dijadikan bahan kampanye untuk pemenangan.

Berita Rekomendasi

‎"Itu yang saya kurang cocok, kalau sekarang kemudian dimunculkan Islam dan non-Islam," katanya.

Menueurt dia, dari awal semua sudah sepakat dengan Bhineka Tunggal Ika dan umat Islam yang mayoritas dari dulu tidak pernah ada masalah.

Baca: Jokowi : Penerima PKH Tahun Depan Jadi 15 Juta Kartu Keluarga

"Saya ingatkan kita juga punya partai damai sejahtera, Parkindo, dan itu terbuka. Kalau kemudian sekarang muncul ini jangan sampai kembali lagi Islam dan non Islam itu yang tidak boleh," katanya.

Menurut Nurhayati bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dan plural.

Hal tersebut sudah disepekati sejak indonesia merdeka hingga sekarang. Oleh karena itu menurut Nurhayati perbedaan identitas apapun harus dihormati.

Baca: Megawati Kritisi Peraturan Pemerintah Pensiunkan Lebih Awal Peneliti

‎"Bahwa bangsa ini memang majemuk kita sudah akui bersama sejak merdeka sampai sekarang dan coba lihat tidak ada menemui masalah-masalah itu. Tetangga ada yang muslim, dan separuh non Islam. Ini tidak menjadi masalah," katanya.

Sebelumnya wacana pembentukan Poros Ketiga dalam Pemilihan Presiden, selain poros PDI Perjuangan dan Poros Gerindra, dimunculkan partai Amanat Nasional (PAN)

‎Wacana prosos Baru karena masih ada lima partai yang memiliki kursi di Parlemen, yang belum mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo.
Partai tersebut diantaranya, Gerindra, PAN, PKB, Demokrat, dan PKS. Gerindra hanya membutuhkan satu partai lagi untuk memenuhi syarat pencalonan presiden.

‎"Gerindra dengan calon sendiri cukup ambil satu partai, 3 partai lain bisa buat poros baru," kata ketua DPP PAN Yandri Susanto, Senin kemarin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas