Satgas Pangan Tegaskan Isu Telur Palsu Hoax
"Sampaikan ke masyarakat, tidak ada lagi yang namanya telur palsu. Ini udah diuji di laboratorium IPB (Institut Pertanian Bogor),"
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan ini isu telur di media sosial membuat resh masyarakat.
Kepala Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut pihaknya telah melakukan uji laboratorium dimana didapati telur yang dicurigai ternyata asli.
"Sampaikan ke masyarakat, tidak ada lagi yang namanya telur palsu. Ini udah diuji di laboratorium IPB (Institut Pertanian Bogor)," ujar Setyo yang juga Kadiv Humas Polri, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018).
Baca: Tsamara Amany Ajak Anak Muda Pelototi Politik Setiap Hari, Ini Alasannya
Jelang Ramadan, isu telur palsu kata Setyo sangat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Ia juga menyayangkan merebaknya isu tersebut yang membuat masyarakat semakin ragu mengkonsumsi telur.
Padahal, tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur diketahui masih rendah.
Setyo menjelaskan saat ini rata-rata setiap orang Indonesia hanya mengonsumsi sekitar 10,44 kilogram telur per tahun.
Baca: Jimly: Jokowi Bijaksana Tak Taken UU MD3
"Kalau dihantam dengan isu telur palsu, masyarakat jadi ragu, akan menurunkan konsumsi per kapita. Juga akan menghantam industri peternakan ayam petelur. Yang rugi bangsa kita karena akan kekurangan protein," kata Setyo.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syamsul Maarif menyebut kemungkinan telur yang disebut palsu itu merupakan telur biasa yang sudah lama.
Baca: Rusia Balik Ancam Akan Usir Diplomat Inggris
Syamsul mengatakan telur yang kelamaan disimpan akan berpengaruh pada kualitasnya.
Tapi ia menegaskan jika telur lama sejatinya tidak berbahaya dikonsumsi selama tidak rusak.
Berbeda cerita bila cangkang retak, ia mengatakan telur tersebut akan rentan terkontaminasi dengan bakteri dan virus.
Dengan begitu, tidak layak untuk dikonsumsi.
"Makanya kita jangan simpan telur lama-lama lebih dari empat minggu. Nanti polisi lihat fenomena apa yang berkembang di masyarakat. Tapi saya tegaskan telur palsu itu nggak ada," kata Syamsul.
"Kalau curiga telur palsu, bisa berhubungan langsung ke kami. Informasi yang disebarluaskan itu kami udah uji lab, bahwa telur itu nggak palsu. Mungkin cuma sudah terlalu lama," imbuhnya lagi.