Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat 'Sisir' Potensi Pemilih di Lumbung Suara Terbesar

Pengurus DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan hal itu harus dilakukan demi untuk memadatkan dukungan

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Demokrat 'Sisir' Potensi Pemilih di Lumbung Suara Terbesar
Tribun Jabar/Haryanto
Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (berbaju hitam) berkunjung ke Purwakarta didampingi Cawagub Jabar Dedi Mulyadi (baju putih) dan Cabup Purwakarta Anne Ratna Mustika (baju biru), Jumat (16/3/2018) malam. TRIBUN JABAR/HARYANTO 

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ikut 'turun gunung' mendampingi putranya sekaligus Ketua Komando Tugas Bersama Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam rangkaian safari politik bertajuk 'Tour de Jawa Barat' pada 20 hingga 27 Maret 2018.

Bahkan, SBY mengunjungi tempat-tempat yang telah dikunjungi AHY. Mulai dari Purwakarta, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi dan Kabupaten Bogor di hari terakhir.

Baca: Ini Pentingnya PKB Bagi Buruh dan Pengusaha

Pengurus DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan hal itu harus dilakukan demi untuk memadatkan dukungan serta menjajaki potensi suara di provinsi yang memiliki jumlah pemilih tertinggi di Indonesia. "Iya memang harus disisir, apalagi kan jumlah pemilihnya di Jawa Barat ini tinggi," ujar Ferdinand di Purwakarta.

Menurutnya, dalam kunjungan tersebut, SBY akan melakukan dialog dengan warga yang disambangi. SBY juga akan mencatat seluruh keluhan dan kekurangan yang terjadi di daerah tersebut.

"Beliau akan mendengar semua hal dari masyarakat, baik masukan maupun keluhan yang terjadi kepada mereka," ujarnya.

SBY mengaku melakukan Tour de Jabar adalah untuk bertemu dan menyerap aspirasi masyarakat.Hal yang telah ia lakukannya selama sepuluh tahun menjabat sebagai presiden. Kegiatan itu berkurang ketika tidak lagi berada di pemerintahan.

Berita Rekomendasi

"Selama 10 tahun di pemerintahan, setiap waktu saya bertemu masyarakat mendengar keluhan dan harapan mereka. Tapi empat tahun terakhir ini sedikit berkurang. Karena itu ke depan, kita akan lebih sering turun menemui rakyat," ujar SBY.

Dia enggan disebut melakukan kritik terhadap pemerintah ketika dirinya melakukan kunjungan ke daerah.

Dikatakan olehnya, dalam beberapa kali kesempatan, SBY menyampaikan bahwa sudah banyak capaian dari pemerintahan Jokowi.

"Tetapi di sana sini, terus terang juga masih ada kekurangan dan permasalahan," kata dia.

Dirinya juga sempat menceritakan pengalaman dua tahun lalu, ketika melakukan Tour de Java. Ketika itu, perjalanannya dianggap sebagai sebuah bentuk kritik terhadap pemerintah.

Terlebih, saat banyak masyarakat yang menyampaikan keluh kesahnya kepada dia. Padahal, SBY mengerti, semua keluhan itu, sudah diperbaiki oleh pemerintahan saat ini.

"Jadi tolong jangan dibenturkan antara saya dengan Pak Jokowi," tegasnya.

Naikkan Elektabilitas

Pengurus DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan pihaknya tidak memungkiri adanya tujuan menaikkan elektabilitas partai.

Bukan hanya di Jawa Barat, safari politik yang dilakukan SBY, juga akan mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Menurut dia, partai berniat untuk menaikkan elektabilitas bagi partai pada umumnya, dan bagi Agus Harimurti Yudhoyono.

Ferdinand menguraikan, partai memiliki target menaikkan elektabilitas hingga mencapai 20 persen lebih hingga Mei atau Juni. Angka yang sama untuk elektabilitas AHY sebelum masa pencapresan berlangsung.

"Target kami sebelum pencapresan sudah bisa di angka 20 persen. Ini harus kami kejar terus," kata dia.

Ia melihat peluang itu semakin terbuka ketika angka di dalam survey kala nama Prabowo Subianto tetap bertahan dan nama Agus Harimurti Yudhoyono semakin meningkat.

Apalagi, masih ada masyarakat belum menentukan pilihan untuk calon presiden dan wakil presiden sebanyak 40 persen.

Potensi persentase pemilih itu menjadi sasaran yang akan dirangkul oleh Demokrat.

"Angka 40 persen ini tinggi bagi masyarakat yang belum menentukan pilihan. Jika Demokrat bisa merangkul setengahnya saja, bukan tidak mungkin, kita bisa melampaui Gerindra dan Pak Prabowo," tandasnya.

Mengenai capres dan cawapres, Ferdinand mengatakan pihaknya belum memikirkan ke arah itu. Hanya, komunikasi politik dengan semua partai politik, dijajaki oleh Demokrat.

"Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Politik saat ini sangat cair dan dinamis," kata dia. (Tribun Network/amriyono prakoso)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas