Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anwar Usman resmi menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru untuk periode lima tahun ke depan, 2018-2020. Pemilihan dilakukan melalui voting yang digelar pagi ini, Senin (2/4/2018) di ruang panel 2, Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat oleh sembilan hakim konstitusi.

Posisi Wakil Ketua MK yang sebelumnya dijabat oleh Anwar, kini menunggu musyawarah hakim. Anwar terpilih setelah berhasil mengumpulkan lima suara dari total sembilan suara, unggul satu suara dari Suhartoyo yang mendapat empat suara.

Anwar Usman menggantikan Arief Hidayat yang telah mengakhiri masa jabatannya periode 203-2018.
Pria kelahiran 31 Desember 1956 ini dibesarkan di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lulus dari SDN 03 Sila, Bima pada 1969, Anwar harus rela meninggalkan desa dan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan nya ke Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) hingga 1975.

Lulus dari PGAN, Anwar merantau ke Jakarta dan mengawali karier sebagai guru honorer di SD Kalibaru. Selama menjadi guru, ia melanjutkan pendidikan nya ke Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta, dan menyelesaikannya pada tahun 1984.

Selama menjadi mahasiswa ia aktif dalam kegiatan teater kampus dan terdaftar sebagai anggota Sanggar Aksara, dan sempat berakting dalam sebuah film besutan Ismail Soebarjo pada 1980.

Setelah mendapat gelar Sarjana Hukum pada 1984, ia diangkat menjadi calon Hakim Pengadilan Negeri Bogor pada 1985, melanjutkan karier di Mahkamah Agung. Pernah menjadi Asisten Hakim Agung 1997-2003.  Anwar kemudian diangkat  sebagai Kepala Biro Kepegawaian MA 2003-2006 merangkap jabatan sebagai Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta pada 2005. 

Kariernya terus bergerak saat dia menjadi hakim Konstitusi pada 2011. Puncaknya ia terpilih menjadi Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi pada 12 Januari 2015, dan menuntaskannya hingga 2017.