Perwakilan Ulama Sempat Bahas Fenomena Hoaks saat Bertemu Jokowi di Istana
Pertemuan silaturahmi yang digelar di Istana Negara, ini diakui Presiden untuk sekaligus mendengar masukan-masukan bagi kebaikan daerah dan negara
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Presiden Bahas Soal Ekonomi Umat dan Bank Wakaf Mikro dengan Ulama Jabar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo pada Selasa siang, (3/4/2018), melakukan silaturahmi dengan sejumlah ulama dari Jawa Barat.
Pertemuan silaturahmi yang digelar di Istana Negara, Jakarta, ini diakui Presiden untuk sekaligus mendengar masukan-masukan bagi kebaikan daerah dan negara.
"Masukan-masukan yang disampaikan para ulama ini betul-betul sebuah masukan yang memang itu masalah di rakyat, masalah di umat. Karena beliau-beliau setiap hari mendengar keluhan-keluhan dari bawah. Kita menampung dan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di bawah," kata Presiden seperti dikutip dari keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan.
Baca: Guntur Minta Sukmawati Luruskan Soal Puisi Kontroversial yang Dibacanya
Ia menuturkan, dalam pertemuan yang berlangsung sekira satu setengah jam tersebut, Presiden bersama dengan para ulama, pimpinan pondok pesantren, dan tokoh masyarakat membicarakan seputar upaya untuk memajukan pondok pesantren dan ekonomi umat.
Jokowi juga berbicara soal Bank Wakaf Mikro sebagai kebijakan pemerintah untuk memajukan perekonomian umat, khususnya di lingkungan pondok pesantren.
"Tapi yang paling penting apabila ulama dan umara berjalan beriringan, insyaallah negara ini aman dan tenteram," katanya.
Baca: Seorang Polisi Meninggal Dunia Saat Kejar Kejaran dengan Terduga Perampok Madiun
Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat, K.H. Rahmat Syafe'i, yang turut memberikan keterangan dalam kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya juga berbicara seputar fenomena berita-berita bohong (hoaks) yang belakangan ini marak ditemui.
Menurutnya, ulama memiliki kewajiban untuk mengingatkan masyarakat terkait bahaya dari penyebaran hoaks tersebut.
"Ulama mempunyai kewajiban mengingatkan bahwa berita-berita tersebut sangat menyesatkan dan harus diatasi untuk kemaslahatan," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.