Politikus Golkar: Islam dan Kebangsaan Tidak Dapat Dipisahkan
"Seharusnya kita tidak lagi mempertentangkan ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an," ujar Ace, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan 2018 ini seharusnya masyarakat tidak lagi mempertentangkan 'keislaman' dan 'keIndonesiaan' seseorang.
Pernyataan tersebut ia sampaikan menanggapi kemarahan sejumlah pihak terkait puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap menistakan agama.
Baca: Selain Kuasai Lingkungan, Kapolres Duga Pelaku Dibantu Orang Sebelum Rampok Rumah Pensiunan TNI AL
"Seharusnya kita tidak lagi mempertentangkan ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an," ujar Ace, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Jumat (6/4/2018).
Ia menegaskan bahwa perdebatan mengenai kedua hal tersebut sudah selesai karena memang antara Islam dan kebangsaan menurutnya tidak dapat dipisahkan.
"Antara Islam dan kebangsaan itu perdebatan yang sudah selesai, dua hal tersebut (merupakan) dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan," tegas Ace.
Bahkan menurut Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu pun menyebut perdebatan itu juga sudah tidak dilakukan oleh para pendiri bangsa.
"Para pendiri bangsa juga sudah selesai memperdebatkan hal tersebut," kata Ace.
Sebelumnya, beredar video pembacaan puisi yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarnoputri yang isinya dianggap menyinggung kumandang azan dan cadar.
Puisi tersebut pun akhirnya menimbulkan pro dan kontra.
Sukmawati membacakan puisi tersebut dalam momen 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018.
Ia mendapatkan kesempatan untuk maju ke atas panggung dan membacakan puisi 'Ibu Indonesia', hasil karyanya.
Dari pembacaan puisi tersebut, pro dan kontra pun bermunculan dari banyak pihak, mulai dari tokoh agama, politisi hingga masyarakat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.