Potret TKI di Malaysia Kabur dari Majikan Hingga Diminta Jaga Warung di KBRI
Jumlah penduduk Malaysia sendiri berjumlah 20 juta. Lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke negara itu mencapai 20 juta.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia menjadikan permasalahan penanganan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjadi salah satu fokus kerja. Kebanyakan Warga Negara Indonesia (WNI) datang ke Negeri Jiran itu untuk bekerja di sektor informal.
Berdasarkan data yang dimiliki KBRI untuk Malaysia, sekitar 4 juta WNI tinggal di Malaysia, di mana sebagian besar merupakan TKI berstatus ilegal. Sementara itu, jumlah penduduk Malaysia sendiri berjumlah 20 juta. Lalu, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke negara itu mencapai 20 juta.
KBRI untuk Malaysia menangani para TKI bermasalah. Mereka ditampung di Shelter Tenaga Kerja Indonesia yang sudah dibangun sejak 2004. Lokasi penampungan pekerja imigrasi itu berada di belakang kantor kedutaan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, rata-rata, mereka masuk ke negara itu melalui jalur perbatasan Indonesia-Malaysia yang ada di Pulau Kalimantan dan menggunakan jalur resmi. Namun, setelah masa kunjungan berakhir, mereka tidak pulang ke Indonesia.
Tempat penampungan itu cukup layak sebagai tempat tinggal, di mana tersedia lima kamar. Tempat ini mempunyai satu unit dapur utama yang terkadang dipergunakan sebagai tempat pelatihan TKI.
Mereka diberikan tempat tinggal sementara dan makanan yang layak sampai selesai mengurus dokumen untuk kepulangan ke tanah air. Para TKI yang menginap di shelter diberikan seragam berupa kaos berwarna biru dan jingga.
Selama berada di tempat penampungan, pihak KBRI untuk Malaysia juga memberikan semacam pelatihan. Upaya ini dimaksudkan agar mereka mempunyai keahlian agar bisa bertahan di kampung halaman dan harapannya tidak kembali ke Malaysia.
Sri, merupakan salah satu TKI yang ditampung di shelter itu. Perempuan asal Medan, Sumatera Utara itu berada di tempat penampungan, setelah kabur dari tempat pekerjaan. Dia terpaksa melarikan diri, karena tidak digaji sebagai asisten rumah tangga selama tiga tahun.
“Saya tidak diberikan gaji sama majikan,” ungkap Sri saat ditemui di Warung Sukses Shelter TKI di KBRI untuk Malaysia di Kuala Lumpur, Selasa (3/4/2018).
Berbagai upaya sudah dilakukan Sri supaya mendapatkan haknya. Namun, majikan yang enggan disebutkan namanya itu tidak kunjung memberikan. Hingga, akhirnya dia terpaksa melarikan diri.
Akhirnya, dia meminta perlindungan dan bantuan kepada KBRI. Saat ditemui, pada Selasa kemarin, dia sudah berada selama lima bulan di tempat itu. Dia mengaku senang berada di KBRI, karena mendapatkan pelatihan memasak.
Selain itu, dia juga disuruh menjaga warung. Hasil keuntungan dari penjualan makanan, seperti mie instan, pisang goreng serta kopi sebagian besar diberikan kepada para TKI. Sementara itu, sisanya diambil pihak KBRI.
“Selama saya berada di sini, saya diberikan pekerjaan. Saya di sini jualan. Saya juga diajarkan memasak,” kata dia.