Survei Median: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun
Survei mencatat, elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Februari 2018, dari 35,0 persen menjadi 36,2 persen.
Editor: Hasanudin Aco
"Apalagi ditambah dengan program pro-rakyat yang digulirkan pemerintah," kata Sudarto.
Selain itu, Sudarto menilai, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan karena berbagai komentar kontroversialnya di publik.
Misalnya, pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesian bisa bubar pada 2030 yang ternyata hanya merujuk pada novel fiksi Ghost Fleet.
Selain itu, menurut dia, turunnya elektabilitas Prabowo ini karena mantan Danjen Kopassus itu tidak kunjung mendeklarasikan diri sebagai capres.
Prabowo baru menyatakan kesiapannya menjadi capres dalam rakornas Gerindra, 11 April lalu. Sementara data survei diambil sebelum itu.
"Sebagai catatan, data survei ini kami ambil terakhir pada 6 April. Efek deklarasi Prabowo belum kami potret. Umumnya kalau sudah deklarasi suaranya naik," kata Sudarto.
Populasi survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih.
Sampelnya 1.200 responden. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Artinya, ada peluang angka survei meleset lebih besar atau kecil sampai 2,9 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan jender. Sudarto menegaskan, survei dibiayai secara mandiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Median: Elektabilitas Jokowi Naik, Prabowo Turun"
Penulis : Ihsanuddin