Mantan Wasekjen PKS Mahfuz Sidik: Saya Dukung PKS Ganti Presiden
Mahfuz memberi alasan, ada salah satu kandidat capres atau cawapres yang masuk dalam dalam tokoh PKS saat ini, tapi dilarang sosialisasi
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Konflik internal di tubuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus berlanjut. Politisi PKS Mahfuz Sidik misalnya, mulai menyindir elit PKS tekait tagar #gantipresiden. Menurutnya, meski PKS pernah bilang bahwa dalam demokrasi jangan sampai ada capres tunggal.
"Tapi menyaksikan apa yang terjadi di PKS, saya menjadi tidak yakin kalau PKS benar-benar mau ganti presiden. Walau PKS selama ini sering bicara koalisi untuk mengusung capres-cawapres untuk menantang capres Jokowi. Walau PKS sering ungkapkan bahwa punya sembilan capres dan cawapres," sindir Mahfuz dalam pernyataanny, Sabtu (21/4/2018).
"Walau PKS belakangan gencar galang gerakan #2019GantiPresiden, saya menjadi tidak yakin kalau PKS benar-benar mau ganti presiden!" katanya lagi
Mahfuz memberi alasan, ada salah satu kandidat capres atau cawapres yang masuk dalam dalam tokoh PKS saat ini, tapi dilarang sosialisasi dan bikin tim pendukung. "Bukan tradisi PKS. Katanya #2019GantiPresiden, tapi dikomentari pemimpin PKS dengan nada meragukan," sindir Mahfuz lagi
Mahfuz kemudian mempertegas,alangkah lebih baik yang diganti adalah Presiden PKS. Menurutnya, jika mau memenangkan Pilpres, namun berandai-andai kalau pimpinan buat keputusan dukung capres petahana.
"Tapi saya tetap dukung PKS Ganti Presiden ! Lebih cepat lebih baik. Katanya mau menambah perolehan suara di pemilu 2019, tapi pagi-pagi kok ngomong kekurangan logistik? Saya kok jadi bingung dan jadi tidak yakin," mantan Wasekjen DPP PKS ini menegaskan kembali.