Meski Dihambat, Anis Matta Terus Merangsek Wilayah Jawa Barat
Agenda Anis Matta di Jawa Barat memang menjadi prioritas karena menjadi provinsi dengan jumlah penduduk dan pemilih terbesar.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu dari sembilan capres yang diusung PKS yakni Anis Matta, pada Sabtu (21/4/2018) direncanakan akan meresmikan Relawan Anis Matta Jawa Barat, bertempat di kota Bandung, Jawa Barat.
Namun, sehari sebelum acara deklarasi relawan AMPM (Anis Matta Pemimpin Muda) di Bandung, beredar surat himbauan dari Ketua DPW PKS Jawa Barat yang meminta kader tidak menghadiri acara tersebut.
Mahfuz Sidik, politisi PKS yang dikenal dekat dengan Anis Matta, membenarkan kejadian itu.
“Ya memang ada surat himbauan dari ketua DPW Jabar Nur Supriyanto agar kader tidak menghadiri acara tersebut. Meski tertulisnya himbauan, tapi di bawah sudah seperti perintah komando. Bahkan saya dengar info bahwa tim Kepanduan PKS siap melakukan tindakan represif kepada kader yang tetap hadir," ucap Mahfuz.
Haris Yuliana, Ketua panitia Deklarasi Relawan AMPM Jawa Barat, yang juga wakil ketua DPRD Provinsi Jabar, menegaskan bahwa acara tersebut akan tetap berlangsung.
“Bahkan masyarakat dan kader yang rindu dan simpati dengan ustaz Anis Matta bertekad tetap hadir. Dan akan lebih banyak dari target semula," ujar Haris.
Baca: Beredar Larangan Kader PKS Jabar Hadiri Deklarasi Capres Internal, Upaya Jegal Anis Matta?
Haris mengungkapkan agenda Anis Matta di Jawa Barat memang menjadi prioritas karena menjadi provinsi dengan jumlah penduduk dan pemilih terbesar.
“Itu sebabnya kami tidak memasukkan agenda pilkada gubernur. Tapi secara tidak langsung pasti ada pengaruh positifnya," ujar Haris.
Menurutnya Anis Matta siap turun untuk kampanye Pilkada jika diundang dan difasilitasi oleh tim kampanye Asyik yang diusung oleh Gerinda dan PKS.
Mengenai penolakan terhadap kegiatan Anis Matt, Haris menerangkan jika ini bukan pertama kali terjadi di Jawa Barat.
Sebelumnya Anis Matta juga mengalami penolakan di Kalbar dan Sumatera Selatan.
Sementara ketika diminta tanggapannya, politisi PKS Mahfuz Sidik justru melihat penolakan dari struktur partai setempat malah membuat semakin militan simpatisan dan kader pendukung Anis Matta.
“Makin ditolak makin ramai. Itu yang saya lihat. Malah kader yang semula cuek jadi kepingin tahu. Apalagi semakin sering muncul pernyataan pejabat tinggi PKS yang membingungkan,” ucap Mahfuz.
Mahfuz kemudian mencontohkan adanya pernyataan presiden PKS Shohibul Iman dalam wawancara di sebuah TV pada hari kamis lalu, bahwa tindakan Anis Matta sebagai capres PKS melakukan sosialisasi melalui pemasangan baliho, billboard dan deklarasi relawan sebagai keluar dari tradisi PKS.
Menurut Mahfuz, pernyataan presiden PKS ini jadi kontroversi di media sosial.
“Sampai ada yang menyindir PKS agar tidak berkampanye dan pasang atribut pada pemilu 2019. Mereka umumnya heran dengan pemikiran dan pernyataan presidennya di televisi," ujar Mahfuz.