Ruang UN SMP Muhammadiyah Sikka NTT Diberondong Tembakan, Siswa Sembunyi di Kolong Meja
Tembakan tersebut diduga berasal dari pemukiman warga yang berbatasan dengan bangunan sekolah sebelah utara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, FLORES - Suasana ujian nasional (UN) hari pertama di ruang III SMP Muhammadiyah Waipare, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Pulau Flores provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendadak geger, Senin (23/4/2018) siang.
Kaca jendela ruangan sekolah di sebelah utara diberondong peluru, entah berasal dari senjata api atau senapan angin.
Meski tidak mengenai peserta UN yang sedang mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia, bunyi ledakan dan pecahnya kaca mengejutkan 20 peserta UN yang berada di ruangan tersebut.
Padahal letak lubang tembakan dengan posisi meja rapat ke dinding tembok dan kursi kayu tempat duduk peserta juga sangat dekat ke kaca.
Baca: Federasi Guru Seluruh Indonesia Sebut UNBK SMP di Hari Pertama Gaduh
Tembakan tersebut diduga berasal dari pemukiman warga yang berbatasan dengan bangunan sekolah sebelah utara.
Pantauan Pos Kupang (Tribunnews.com Network), Senin petang terlihat dua lubang pada dua lembaran kaca jendela di ruang tiga.
Dua lubang diduga bekas tembakan peluru senjata berbentuk rapi mirip dibor.
Pada jendela yang terletak di batas ruangan tembok dengan ruangan lainnya di sebelah timur lubang bekas tembakan juga tampak rapih meski bagian keca retak dan pecah.
Murid pingsan
Saking takutnya karena ada serangan yang membabibuta dan khawatir terkena peluru, semua peserta UN bersembunyi di bawah kolong meja.
Namun celaka bagi Siti Sahra, salah satu peserta UN di ruang III.
Siti yang diduga menderita sakit dan trauma mendengar ledakan mendadak pingsan.
"Dia punya kondisi memang kurang sehat. Beberapa kali di waktu lalu dia mengalami kesurupan sehingga kalau dengar bunyi yang mengagetkan dia pasti takut sekali," ujar Sahrul Ujud, guru di SMP Muhammadiyah, Senin petang.
Ujud mengaku mendengar bunyi tembakan dari kejahuan sekitar 50-an meter. Saat itu, ia duduk bersama anggota polisi dan guru-guru lainnya jauh dari ruangan III.
"Kami dengar bunyi agak ribut, pikirnya ada lempar kena kaca. Kami langsung lari ke arah belakang mencari tahu. Tidak temukan apapun," kata Ujud di lokasi kejadian Senin petang.
Penulis: Eugenis Moa