Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lenis Kogoya: Saya Kepala Suku di Papua, Saudara Natalius Stop Fitnah Presiden!

Natalius menilai banyak janji kampanye Jokowi yang ‎belum direalisasikan hingga tahun keempat.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lenis Kogoya: Saya Kepala Suku di Papua, Saudara Natalius Stop Fitnah Presiden!
Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono
‎Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya meminta mantan Komisioner Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai berhenti bicara fitnah yang ditujukan ke Presiden Joko Widodo.

"‎Natalius saya mau sampaikan, saya kepala suku Papua. Stop bicara mulai dari detik ini. Saudara Natalius selalu keluarkan kata-kata yang fitnah, lambang negara yaitu Presiden," ujar Lenis di kantornya, Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Lenis mengaku sangat marah mengingat kritikan-kritikan yang dilontarkan Natalius bukan bersifat membangun, tetapi lebih ke arah fitnah‎ dan hal tersebut jauh dari budaya orang Papua yang ramah serta menjunjung tinggi keberagaman.

‎"Saya mau sampaikan bahwa tidak ada budaya di Papua untuk kekerasan dan kritik fitnah ke presiden. Jadi saudara Natalius stop bicara, kalau tidak mau dengar lagi, saya cari dia, saya kepala suku dan dia harus menghadap ke saya," papar Lenis.

Baca: Natalius Pigai Nilai Kedatangan Jokowi ke Papua Picu Masalah Baru Dijawab Istana Begini

Lenis pun mengimbau kepada Natalius untuk pulang ke kampung halamannya ‎dan mencoba masuk ke daerah pedalaman serta rawan di Papua, agar dapat memahami apa yang sedang dikerjakan oleh pemerintah.

"Sejak kampanye, sejak kunjungan Papua (Presiden) selalu dengan saya, berapa pembangunan di Papua, dimana saja, terus berapa persen pembangunan di papua, Natalius harus tanya saya, buka Jokowi, Jokowi hanya menyampaikan," ujar Lenis.

Berita Rekomendasi

‎Beberapa waktu lalu, Natalius menilai banyak janji kampanye Jokowi yang ‎belum direalisasikan hingga tahun keempat, misalnya di Papua ada 39 janji dan hanya dua yang terealisasi.

"Di Papua, saya pakar Papua, 39 janji, dua yang direalisasikan, yaitu jalan Wamena-Wamena-Duga, ruas jalan baru, kemudian sebuah pasar kecil pasar mama-mama, cuma dua itu," ujar Natalius.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas