Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buruh Sebut Pemerintah Tak Mengerti Sejarah May Day

Ketua Gabungan Serikat Buruh Independent (GSBI) Rudi HB Daman menyebut pemerintah tak mengerti sejarah May Day.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Buruh Sebut Pemerintah Tak Mengerti Sejarah May Day
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Ilustrasi demo buruh 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Gabungan Serikat Buruh Independent (GSBI) Rudi HB Daman menyebut pemerintah tak mengerti sejarah May Day.

Kata Rudi, tema peringatan #MayDayisADayFun yang diusung Kementerian Ketenagakerjaan dinilai tak tepat.

Baca: Merasa Ada Dua Kebijakan yang Bikin Sengsara, Buruh Enggan Pilih Jokowi

Rudi mengatakan May Day adalah perjuangkan buruh yang panjang untuk menghapus sistem perbudakan dan kerja panjang.

"Bukannya bikin kegiatan yg ga penting yg ga menjawab persoalan buruh. Menaker ga paham persoalan buruh di Indonesia. May Day bukan happy. Pemerintah gak ngerti sejarah May Day," ujar Rudi usai aksi peringatan May Day di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (1/5/2018).

"Gak lagi 8 jam kerja. Harus kerja sampai 10-12 jam. Banyak orang masuk kerja jam 7 pagi pulang lagi jam 7 pagi. Banyak orang masuk jam 07.00 pagi keluarnya jam 07.00 pagi, karena apa, upahnya gak cukup, mereka harus kerja lembur ataupun karena target yang dibebankan pengusaha yang tinggi itu," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Rudi menambahkan Pemerintah juga perlu diingarkan terkait banyak buruh migran yang terancam mati di luar negeri, buruh domestik yang dibayar upah rendah.

"Hasil riset GSBI mengatakan bahwa pada 2017 upah minimum yang diterima oleh buruh akibat PP 78 itu hanya bisa meng-cover 52,42 persen dari kebutuhan pokok mereka (buruh) maka mereka harus bekerja panjang. Di sektor garmen banyak orang kerja tapi gak dibayar karena targetnya tinggi. Tidak ada perhatian dari pemerintah," jelas Rudi.

Dirinya berharap pada May Day selanjutnya Kemenaker mengudang seluruh pimpinan organisasi agar dapat mendengar masalah para buruh.

"Harusnya menteri (Menaker) undang semua buruh, semua pimpinan organisasi untuk nendengarkan apa masalahnya," ujarnya.

Sebelumnya, Kemenaker dalam merayakan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun 2018 ini diungkapkan dengan riang gembira.

Dengan tagline #MayDayIsAFunDay, Hanif menginginkan gerakan buruh semakin optimis dan canggih dalam merumuskan metode-metode perjuangan.

"Kalau May Day kesannya angker, serem, galau karena banyak masalah, saya khawatir gerakan buruh ini mengalami demoralisasi dan membuat buruh tidak tertarik kepada serikat pekerja/serikat buruh," ujar Menaker dalam keterangannya, Senin (30/4/2018).

Menaker mengimbau peringatan May Day dirayakan dengan kegiatan positif seperti lomba memasak, buruh mengaji, lomba senam maumere, khitanan massal, lomba jalan sehat, sepeda santai, kompetisi band.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas