TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lion Air mengklaim menunda penerbangan pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LFW bernomor JT 787 rute Makasar ke Surabaya gara-gara gurauan bom.

Gurauan bom itu bersumber dari seorang penumpang wanita berinisial ST.

"Kejadian itu berlangsung ketika proses masuk ke pesawat (boarding). ST mengaku ke salah satu awak kabin (flight attendant/ FA) adanya bom dalam barang bawaan, saat akan dimasukkan ke kompartemen kabin," terang Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala, Prihantoro dalam keterangan tertulis, Minggu (6/5/2018).

Praktis, kru pesawat langsung merespons. Demi alasan keselamatan, pilot beserta seluruh kru berkoordinasi dalam menjalankan tindakan menurut standar penanganan ancaman bom (standard security bomb threat procedures).

Lalu dilakukan pengecekan ulang (screening) pada pesawat, termasuk terhadap 207 penumpang dewasa, tiga anak-anak dan empat bayi; semua barang bawaan serta kargo.

Baca: Kubu #2019GantiPresiden Mau Gelar Aksi Lagi, Brimob Bersiaga di Car Free Day

Dengan kerjasama yang baik antara kru pesawat, petugas layanan di darat (ground handling)dan petugas keamanan bandar udara (aviation security/ avsec) proses pemeriksaan diselesaikan secara tepat dan benar.

Hasilnya tidak ditemukan barang bukti berupa bom dan benda lain yang mencurigakan.

Lion Air telah menyerahkan ST ke avsec Angkasa Pura I cabang Makassar, otoritas bandar udara beserta pihak berwenang guna menjalani pengamanan dan proses penyelidikan lebih lanjut.

Penerbangan JT 787 telah diberangkatkan dengan jadwal terbaru pada pukul 18.55 WITA dari jadwal semula pukul 17.35 WITA dan telah mendarat di Juanda pada 19.30 WIB.

Lion Air menginformasikan, kondisi itu berpotensi menyebabkan delay pada rute dari Surabaya ke Makassar dan Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah (PLW). 

Lion Air akan meminimalisir dampak yang timbul, agar jaringan penerbangan lainnya tidak terganggu.