Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rakernas Partai Hanura akan Rumuskan Program dan Konsisten Dukung Jokowi di Pilpres 2019

Untuk sukseskan pilpres dan pileg tahun 2019 Partai Hanura mengadakan rapat kerja nasional (Rakernas).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rakernas Partai Hanura akan Rumuskan Program dan Konsisten Dukung Jokowi di Pilpres 2019
Kompas.com/YOGA SUKMANA
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta bersama pimpinan Hanura di Jakarta, Senin (15/1/2018)(Kompas.com/YOGA SUKMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Hanura terus berbenah untuk merumuskan program kerja partai demi suksesnya pemilu legislatif (Pileg) maupun pemilu presiden (Pilpres) tahun 2019 mendatang.

Untuk sukseskan pilpres dan pileg tahun 2019 Partai Hanura mengadakan rapat kerja nasional (Rakernas).

Rakernas yang akan dilaksanakan di Pekan Baru, Riau mulai hari ini tanggal 8-9 Mei 2018.

Wakil Ketua Umum Partai Hanura Benny Pasaribu mengatakan fokus Rakernas Partai Hanura adalah untuk rumuskan program kerja untuk pileg dan pilpres serta konsisten untuk mendukung Ir Joko Widodo untuk menjadi presiden dua periode.

“Jadi kita Partai Hanura dari awal konsisten mendukung Ir Joko Widodo menjadi presiden yang akan mendatang tahun 2019-2024,” kata Benny, Selasa (8/5/2018).

Rakernas Partai Hanura akan mengambil tema, “Membangun Daerah Menuju Indonesia Yang Bermartabat". Rencananya Presiden Jokowi akan menghadiri dan sekaligus membuka Rakernas yang akan akan melibatkan seluruh perwakilan DPD Hanura seluruh Indonesia.

Selain Presiden Jokowi, rencana hadir pula dalam kegiatan itu antara lain, Mendagri, Menteri Hukum dan HAM, Kapolri, Panglima TNI, KPU dan lain sebagainya.

BERITA REKOMENDASI

Berbagai isu politik akan di bahas dalam Rakernas Partai Hanura, antara lain pemenangan dan target Hanura dalam perolehan suara pemilu mencapai parliamentary threshold hingga peta dukungan Hanura di pilpres 2019.

Dikatakan Benny, Rakernas Partai Hanura mempunyai beberapa tiga agenda, diantaranya pertama, memastikan seluruh kader Partai Hanura dari pusat ke daerah dapat memahami ideologi, visi dan misi yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika yang membangun daerah untuk Indonesia beradab.

Kedua, kita ingin kader sudah mengaktifkan struktur dan jaringan partai dari pusat ke cabang hingga ranting.

“Ketiga, memastikan tokoh dan kader partai caleg baik legislatif maupun eksekutif baik dari pusat hingga kabupaten/kota betul-betul siap dalam pilpres nantinya,”tuturnya.

Terkait konflik di Partai Hanura, menurut Benny, hampir di semua partai selalu ada pemecatan. Terutama bila ada kader-kader yang balelo dan bermain sendiri dalam pencalonan gubernur, bupati maupun walikota.

“Dan itu hal yang biasa sebenarnya. Menurut saya kita buka peluang ini untuk bersatu,” tegasnya.

Rakernas Partai Hanura ini, jelasnya, akan merancang strategi partai untuk memperkuat basis partai yang menfokuskan pada ketokohan baik di tingkat nasional maupun di daerah. Jadi tokoh yang berasal dari rakyat, datang dari rakyat serta disenangi rakyat, sehingga berpengaruh di lingkungan sosialnya.

“Hingga provinsi ke kabupaten bisa mensosialisasikan partai ini. Strategi partai ini akan memperkuat di basis partai, baik ketokohan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten,” imbuhnya.

Dikatakannya, Partai Hanura di tingkat nasional banyak mempunyai tokoh, diantaranya adalah Menko Polhukam Wiranto, Ketua DPD RI Oesman Sapta dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dan untuk tingkat provinsi banyak tokoh.

Partai Hanura mentargetkan pada Pileg tahun 2019 akan memperoleh 12 juta suara pemilih dan mentargetkan menjadi partai menengah di Indonesia.

“Jadi tahun 2014 kita peroleh 6,5 juta suara, itu sekitar 5,2 persen. Bila kitadoeble saja jadi 12 persen saja itu cukup realistis. Semua jaringan partai dari pusat hingga ranting bekerja keras. Sekarang tingkat PAC sudah 100 persen terbentuk dan untuk ranting dan anak ranting sudah terbentuk 50 persen,” katanya.

Untuk pencalegan Partai Hanura nantinya akan melihat basis ketokohan. Bila dalam pencalegan pemilu terdahulu dilakukan pencalegan yang di drop dari pusat, namun untuk pencalegan Pileg tahun 2019 berasal dari tokoh daerah.

“Kita memiliki tokoh nasional yang berkiprah di senayan. Sistem pancalegan kita yang berbeda, bila dulu di drop dari pusat, dan sekarang melihat ketokohan dari daerah. Demikian dari kabupaten hingga provinsi kita lihat ketokohan tersebut yang dilihat dari pencalegan. Saat ini pemilih kita makin rasional, dan melihat generasi milenial ini untuk mencari tokoh-tokoh baru yang lebih bagus,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas