Ribuan Pedagang Celluler Akan Demo Istana Negara Tolak Pembatasan Registrasi Mandiri Kartu Perdana
Besok akan ada 10 ribu massa dari berbagai daerah se-Indonesia yang akan berunjuk rasa ke Istana Negara. Kami menuntut penghapusan registrasi mandiri
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan pedagang Celluler yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celluler Indonesia (KNCI) akan berunjuk rasa di Istana Negara, Rabu (9/7/2018).
Aksi demonstrasi ini digelar terkait dengan aturan pembatasan registrasi mandiri 1 NIK hanya 3 kartu perdana yang dikeluarkan oleh Menkominfo, Rudiantara.
"Besok akan ada 10 ribu massa dari berbagai daerah se-Indonesia yang akan berunjuk rasa ke Istana Negara. Kami menuntut penghapusan registrasi mandiri," kata Ketua Umum KNCI Qutni Tysari kepada Tribunnews.com, Selasa (8/7/2018).
Qutni menjelaskan peraturan yang dikeluarkan Menkominfo tersebut sangat membahayakan nasib pedagang tradisional yang jumlahnya tidak sedikit.
"Pedagang tradisional itu selama ini hidupnya dari jualan kartu perdana dan itu trendnya sudah berjalan 3 tahun. Sebab dari jualan kartu perdana itu kami bisa mendapatkan keuntungan," katanya.
Ada sekitar 500 juta kartu perdana yang diproduksi per tahun. Dan apabila kartu perdana tak dijual lagi maka akan ada banyak outlet-outlet celluler yang tutup.
"Saat ini ada sekitar 800 ribu outlet di seluruh Indonesia dan itu menghidupi 5 juta orang," ujar Qutni.
Qutni menambahkan, KNCI telah memberikan beberapa rekomendasi kepada Menkominfo untuk menyelesaikan masalah ini. Rekomendasi tersebut antara lain; Pendaftaran penggunaan kartu perdana harus valid, tapi tanpa pembatasan pendaftaran registrasi mandiri (tanpa aturan 1 NIK hanya 3 MSISDN.
Membuat regulasi yang mengatur harga kartu perdana proposional berdasarkan “rating” operator, misalnya dengan
menetapkan batas bawah, agar penjualan kartu perdana oleh Operator menerapkan skema untung.
Membuat regulasi yang mengatur jumlah produksi kartu perdana, juga berdasarkan asas proposionalitas “rating” operator.