Wakil Ketua DPR Nilai Semangat Nasionalisme Harus Ditanamkan pada Generasi Muda
Sejumlah kampus di 15 provinsi di Indonesia ditengarai menjadi tempat pembasisan calon-calon pelaku teror baru dari kalangan mahasiswa.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan semangat nasionalisme harus ditanamkan kepada generasi muda.
Termasuk pengenalan ke-Indonesiaan sedini mungkin, guna menangkal paham-paham radikalisme yang kini juga menyasar generasi muda.
Generasi muda harus diselamatkan dari paham-paham radikalisme, karena merekalah generasi penerus bangsa.
Baca: Valentino Rossi Masih Optimis dengan Usaha Yamaha Kembalikan Performa Motornya
Hal ini menanggapi pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan pada akhir April lalu yang menyebut sekitar 39 persen mahasiswa di Tanah Air telah terpapar paham radikal.
Bahkan, paham radikal juga dinilai tumbuh subur di lingkungan perguruan tinggi yang tak hanya menyasar kalangan mahasiswa.
“Oknum-oknum penyebar paham radikalisme ini menyasar ke anak muda, karena kondisi psikologisnya yang belum stabil, sehingga mudah mendapat pengaruh. Selain belum stabil, jika tidak diimbangi dengan semangat nasionalisme dan jiwa Pancasila, maka generasi muda itu akan semakin mudah terpengaruh paham-paham radikalisme,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Selasa (8/5/2018).
Baca: Dibakar Api Cemburu, Seorang Waria Bacok Kekasihnya Sesama Jenis Secara Membabi Buta
Taufik menuturkan generasi muda harus berkontribusi dalam persatuan dan kesatuan NKRI, dengan menolak paham radikalisme, bahkan terorisme.
Apalagi, tantangan saat ini yang semakin berat, generasi muda harus lebih ‘tahan banting’ dalam menegakkan Pancasila dan memperkuat jiwa nasionalisme.
“Di era teknologi saat ini, tantangan generasi muda semakin berat. Kadang secara tak kasat mata paham radikalisme dan terorisme itu disebarkan melalui media sosial, sehingga generasi muda menjadi terpapar. Isu intoleran juga masih ada untuk mengikis jiwa nasionalisme. Generasi muda harus menunjukkan nasionalisme tidak cukup dengan slogan, tapi dengan tindakan,” pesan Waketum DPP PAN itu.
Sebelumnya, Kepala BNN Budi Gunawan mengaku pihaknya tengah melakukan pengamatan penyebaran radikalisme di kalangan kampus.
Sejumlah kampus di 15 provinsi di Indonesia ditengarai menjadi tempat pembasisan calon-calon pelaku teror baru dari kalangan mahasiswa.
“Ada 15 provinsi yang jadi perhatian kita dan ini terus kita amati pergerakannya. Dari 15 provinsi ini memang ada tiga perguruan tinggi (PT) yang sangat menjadi perhatian kita karena kondisinya sudah dijadikan tempat atau basis penyebaran paham-paham radikal,” ungkap Budi Gunawan, akhir April lalu.
Menurut Budi Gunawan hasil survei BIN pada 2017 menyebutkan 39 persen mahasiswa dari berbagai PT di Indonesia telah terpapar paham-paham radikal.
Sebanyak 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar tingkat SMA juga setuju dengan jihad, untuk tegaknya negara Islam atau khilafah.