Menhan Ryamizard Bertemu Menhan Yordania Tukar Pengalaman Hadapi Terorisme
Menurutnya, hal tersebut sangat penting lantaran Indonesia saat ini sedang menghadapi ancaman terorisme generasi ketiga.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan sekaligus Perdana Menteri Yordania Hani Al Mulki saat menghadiri Special Operation Force Exhibition and Conference (Sofex) di Amman Jordan, Selasa (8/5/2018).
Pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan kunjungan kerja Menhan RI ke Yordania.
Dalam kunjungan tersebut, kedua Menhan sepakat untuk saling meningkatkan hubungan bilateral khususnya di bidang Industri pertahanan dua negara.
Menhan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan, kerja sama tersebut ditujukan agar kedua negara dapat bertukar pengalaman dan keahlian serta pembelajaran alusista yang cocok untuk menghadapi terorisme.
Menurutnya, hal tersebut sangat penting lantaran Indonesia saat ini sedang menghadapi ancaman terorisme generasi ketiga.
Ryamizard mengatakan, generasi pertama, ialah Al- Qaeda, kedua adalah deklarasi ISIS di era of Abu Bakr al-Baghdadi dan ketiga kembalinya adalah pejuang-pejuang ISIS dari Timur Tengah ke kawasan.
"Karena para pejuang-pejuang ISIS dari Timur Tengah tersebut, akan membentuk divisi Asia timur yang terdiri dari ISIS Malaysia, Filipina dan Indonesia," kata Menhan dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/5/2018).
Dengan kondisi demikian, Menhan meyakini, kerja sama ini akan berdampak baik bagi Indonesia lantaran akan semakin menguatkan pertahanan Indonesia dalam menghadapi serangan terorisme.
"Selain tentu dengan penguatan mindset masyarakat Indonesia supaya kuat menghadapi radikalisme dan kerjasama tirateral antar negara - negara di kawasan," kata Menhan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan sekaligus Perdana Menteri Yordania Hani Al Mulki mengapresiasi pertemuan dengan Menhan RI Ryamizard Ryacudu.
Menurutnya, kerja sama ini tepat untuk mengantisipasi dan menangkal potensi terorisme dan extermisme yang kini mulai berkembang di Eropa dan Asia Timur.