BAZNAS Promosikan Wisata Panahan dan Latih Dai Daerah Terluar
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan sentra ekonomi kreatif Kampung Wisata Panahan di Kelurahan Tanah Baru
Penulis: FX Ismanto
Selain panahan, imbub dia, di kampung ini juga dikembangkan sentra ekonomi kreatif lainnya. Seperti peternakan lele, pembinaan perajin sabun rumahan dan percetakan.
"Para muzaki nanti bisa melihat bagaimana manfaat uang zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang telah mereka tunaikan untuk kepentingan umat," ucap dia.
Pelatihan Dai
Sementara itu, BAZNAS menggelar pelatihan dai daerah terdepan, terluar dan terbelakang (3T).
"Kami menggelar pelatihan dan pelepasan puluhan dai BAZNAS. Acara ini berlangsung tanggal 11-12 Mei 2018. Mereka akan bertugas selama setahun penuh," ujar Kepala Bagian Dakwah dan Advokasi BAZNAS, Farid Septian, di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (12/5/2018).
Dia menjelaskan, para dai tersebut akan dikirim ke daerah terluar di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe yang harus menyeberangi laut dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Filipina.
Selebihnya, lanjut dia, para dai dikirim ke wilayah daratan Provinsi Sulut, seperti Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Bolmong Utara, Sitaro, Bitung, Kotamobagu, Manado, Minahasa dan Minahasa Utara.
"Para dai ini akan menjadi pionir pemberdaya masyarakat dan inisiator program integrasi Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS," kata dia.
Farid memaparkan, tugas mereka adalah melakukan dakwah transformatif. "Dakwah yang tidak hanya berfokus pada sisi spritual masyarakat. Namun juga sisi penyadaran tentang pengembangan potensi desa dan peningkatan kesejahteraan umat," ucap dia.
Tampil sebagai pemateri antara lain, Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail MA (anggota BAZNAS) dan H. Abid Takalamingan S.Sos, MH (Ketua BAZNAS Provinsi Sulut).
Materi pelatihan yang diberikan, imbuh Farid, adalah Fikih Zakat, Fikih Dakwah, Wawasan ke-BAZNAS-an, Strategi Dakwah Pemberdayaan Masyarakat, Peta dan Tantangan Dakwah. (*)