Bom Surabaya, Antara Dendam dan Pembuktian Eksistensi ISIS, Lalu Siapakah Mastermind-nya?
Jika bukan ekonomi, lantas apa yang mendorong ayah, ibu dan anak ini untuk melakukan serangan bom?
Editor: Johnson Simanjuntak
"Mereka butuh menunjukkan eksistensinya. Mereka ini sedang butuh membangkitkan moral semua elemen yang menjadi bagiannya dengan narasi keberhasilan-keberhasilan serangan sporadis dan terencana yang dilakukan di banyak negara di luar Suriah," ujar Harits.
"Jadi, antara dendam kesumat dan kelompok yang lagi lemah sedang membangun citra melalui aksi teror akan menjadi pusaran dari fenomena kekerasaan saat ini dan bisa jadi di waktu mendatang," kata dia.
Namun, publik mesti mendapat pencerahan soal siapa mastermind atau otak bom gereja di Surabaya.
Sebab, peristiwa itu menyisakan sejumlah tanda tanya. Siapa yang mampu merakit bom berdaya ledak tinggi seperti itu? Siapa yang mengajari? Bagaimana pelaku mendapatkan bahan baku bom? Apakah melalui buku panduan? Siapa yang memberi buku panduan itu? Terlebih, siapa dan bagaimana Dita dan keluarganya berkenalan dengan ideologi teror, sehingga siap menjadi "pengantin"?
"Mengingat serangan ini dilakukan secara terorganisasi dan diduga melibatkan banyak orang, lantas siapakah mastermind-nya? Publik menunggu jawaban dari pemerintah dengan terang benderang," ujar Harits.(Fabian Januarius Kuwado)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bom Surabaya, Antara Dendam dan Pembuktian Eksistensi ISIS...", https://nasional.kompas.com/read/2018/05/14/08515911/bom-surabaya-antara-dendam-dan-pembuktian-eksistensi-isis.