''Mukanya Cakep, Bersih Gitu. Di Sini Cewek-cewek Manggilnya Mas Ganteng. Nggak Nyangka Teroris''
Toko Duta Konveksi yang berada di sisi jalan didatangi sejumlah aparat dilengkapi senjata api laras panjang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Lingkungan di Jalan Gempol Raya RT 04 / RW 02 Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu (16/5/2018) sekitar pukul 12.00 WIB mendadak mencekam.
Toko Duta Konveksi yang berada di sisi jalan didatangi sejumlah aparat dilengkapi senjata api laras panjang.
Petugas berpakaian serba hitam mengenakan rompi anti peluru ini bersiaga di depan bangunan orange yang dijadikan toko jahit pakaian.
Bunyi sirene pun terdengar nyaring berasal dari mobil Satuan Gegana.
Baca: Abu Bakar Baasyir: Tindakan Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Tidak Dibenarkan
Diketahui Toko Duta Konveksi yang disantroni aparat dihuni oleh sepasang suami isteri dan rekanannya sebagai tukang jahit.
Kepala keluarga bernama Muhammad Choir yang sudah membuka usaha jahit pakaian selama enam bulan lebih di lokasi tersebut.
Petugas yang berada di sekitar tempat kejadian perkara membidik Choir untuk dilakukan penangkapan. Detik - detik penggerebekan pun seakan mengerikan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Sari (28) satu dari tetangga Choir. Ia mengaku merasa ketakutan pada siang tengah hari bolong.
"Ada teroris, ada teroris. Warga teriak - teriak. Sampai mikir - mikir, siapa teroris di sini. Enggak tahunya yang ditangkap mas ganteng," ujar Sari menghelakan nafas dalam - dalam saat ditemui Warta Kota di lokasi kejadian, Rabu (16/5/2018).
Wanita berusia 28 tahun ini pun tidak menyangka. Menurutnya, Choir tak ada tampang teroris.
"Mukanya cakep, bersih gitu. Di sini cewek - cewek manggilnya mas ganteng. Banyak yang ngejahit baju sama dia. Kaget juga sih kalau ditangkap karena terduga teroris," ucapnya.
Baca: Gara-gara Ulah Teroris, 14 Negara Ini Keluarkan Travel Advice ke Indonesia
Hal senada diungkapkan oleh Midah (43) yang rumahnya berada persis di depan kediaman Choir. Dirinya menyebut tak menemui kejanggalan dari sikap yang bersangkutan dalam kesehariannya.
"Orangnya baik, selalu nyapa dan negur kalau ketemu. Rajin ibadah juga, ganteng lagi orangnya," kata Midah.
Letusan tembakan
Dalam prosesi penggerebekan, petugas melakukan pengepuan di sekitar lokasi. Situasi pun tampak memanas ketika satu dari aparat memberikan peringatan.
"Ada suara tembakan kenceng. Saya mau keluar rumah aja takut jadinya, cuma ngintip - ngintip dari jendela," ungkap Sari.
Begitu pun dengan yang diutarakan oleh Irfan (34) kakak dari Sari ini. Ada perlawanan dari Choir saat dilakukan penangkapan.
"Dia (Choir) sempat lari, kabur ke belakang. Tapi kekejar dan akhirnya ditangkap," imbuh Irfan.
Irfan saat itu merasa benar - benar ketakutan. Dan berharap tidak terjadi hal - hal yang diinginkan.
"Ngerinya ada bom aja, aparat sudah ngepung. Mobil gegana juga sudah di depan. Tapi untungnya enggak ada ledakan," jelasnya.
Tiga orang di lokasi tersebut segera diamankan. Petugas memasang garis polisi dan melakukan sterilisasi.
Incaran Densus
Tindak - tanduk Choir sudah diendus oleh Tim Densus 88 Anti Teror. Bahkan aparat sudah lama melakukan pemantauan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua RT setempat yakni Nalim. Nalim menjelaskan petugas sudah berkoodinasi dengan dirinya pada jauh - jauh hari.
"Sudah sebulan lebih saya dapat laporan, memang sudah menjadi incaran," tutur Nilam saat berbincang hangat dengan Warta Kota di kediamannya.
Ia pun mengatakan awal mula Choir saat tinggal di lingkungannya ini. Saat itu pelaku hanya seorang diri mengontrak di Toko Duta Konveksi.
"Sendirian aja buka toko jahit. Sudah tinggal hampir satu tahun, tapi sampai saat ini belum ada laporan KTP (kartu tanda penduduk) ke saya," bebernya.
"Dia (Choir) baru lima bulan ini menikah. Istrinya memakai cadar, suka bolak - balik boncengan naik motor. Ada satu orang lagi temannya yang tinggal di situ. Tapi semuanya juga belum pernah buat laporan," sambungnya.
Bahkan Ketua RT sekitar pun tak mengetahui para pelaku yang diamankan tersebut berasal dari daerah mana. "Pokoknya tertutup lah, jarang nongkrong juga sama kita - kita," bilang Nilam.
Buku diary
Kapolrestro Tangerang, Kombes Harry Kurniawan mengungkapkan bahwa para pelaku memang sudah lama menjadi target operasi. Muhammad Choir dan Ghofar yang berada di lokasi sudah dipantau oleh intelijen selama 4 bulan.
Mereka diduga ada keterlibatan pelatihan semi militer di Sukabumi. Dalam rangka perencanaan amaliyah kelompok JAD Jabodetabek.
Bahkan terduga teroris ini merencanakan amaliyah di sejumlah mako atau pos polisi di wilayah Bogor, Bandung, Jakarta dan Mako Brimob Kelapa Dua.
Dengan sistem Hit and Run menggunakan senjata, panah yang busurnya dilengkapi bom di ujungnya serta pisau komando.
"Dan juga aktivitas amaliyah dengan berbagai persiapan - persiapan lainnya seperti pengumpulan bahan peledak," cetus Harry.
Sejumlah barang bukti pun turut disita dalam prosesi penggerebekan. Di antaranya 1 unit sepeda motor Honda Spacy warna putih nopol B-6967-VEP dan 1 handphone merk Oppo.
"Kami juga mengamankan 1 buku diary milik pelaku. Masih dilakukan interogasi," paparnya.
Penulis: Andika Panduwinata
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.