Polisi: Pelaku Teror di Mapolda Riau dan Sumsel Merupakan Rekan Beni Samsu Trisno
Tujuh orang tersebut diduga menjadi rekan Beni selama pelatihan di Pekanbaru sebelum akhirnya pemilik nama lain Abu Ibrahim tersebut.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mengungkapkan bahwa Pelaku aksi penyerangan di Polda Riau dan penangkapan di Sumatera Selatan merupakan rekan dari narapidana teroris, Benny Syamsu Trisno yang tewas saat kejadian di Mako Brimob, Selasa (7/5/2018) lalu.
Tujuh orang tersebut diduga menjadi rekan Beni selama pelatihan di Pekanbaru sebelum akhirnya pemilik nama lain Abu Ibrahim tersebut.
"Iya mereka teman-teman Beni di Pekanbaru. Masih satu jaringan," jelas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Sebelumnya, saat insiden di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, delapan orang rekan Beni sempat berada di sana. Seluruhnya ingin melakukan aksi penyerangan di kantor tersebut.
Namun kejadian itu segera mereda. Tujuh orang itu lalu kembali ke kediaman mereka. Empat diantaranya, yang bernama Mursalim (42), Suwardi (28), Adi Sofyan (26) dan Daud melakukan penyerangan di Mapolda Riau.
Dua lainnya, yakni, Abdurrahman dan Hengki ditangkap di Sumatera Selatan. Sedang satu orang lagi melarikan diri ketika ingin ditangkap polisi.
Baca: Istana Pecat Admin Akun Twitter Jokowi yang Posting Cuitan JKT48
"Satu orang masih dalam pengejaran Polda Riau," tegasnya.
Total seluruh terduga teroris yang terkait dengan bom Jawa Timur mencapai 20 orang lebih terduga teroris. 19 orang meninggal dunia, sisanya ditangkap oleh pihak kepolisian.
Rinciannya, 13 orang yang melakukan serangkaian pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo. Dua orang lainnya ditembak karena melakukan perlawanan di Sidoarjo, yakni, BS dan IF.
Baca: Sri Mulyani Sudah Teken Revisi Perpres 191, BBM Premium Wajib Disalurkan ke Seluruh Indonesia
Empat orang meninggal karena melakukan penyerangan di Mapolda Riau dan sisanya ditahan oleh pihak kepolisian.
Kendati demikian, polisi masih terus mencari kemungkinan adanya anggota kelompok Jamaah Anshorut Daulah yang akan melakukan serangkaian serangan. "Tim kami di lapangan masih terus bergerak," jelas Setyo.
Hampir seluruhnya merupakan anggota JAD. Tiga yang lain, merupakan jaringan Negara Islam Indonesia (NII). Namun, seluruhnya sudah berbaiat kepada ISIS.
"Semuanya baiat ISIS. Ada JAD ada NII," tukasnya.