Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apresiasi Untuk Kinerja Pertanian dan Pangan

Faktanya, berdasarkan data pertumbuhan penduduk di atas, kebutuhan konsumsi beras 2014-2018 bertambah 1,7 juta ton.

Editor: Content Writer
zoom-in Apresiasi Untuk Kinerja Pertanian dan Pangan
dok. Kementerian Pertanian

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksi penduduk Indonesia di tahun 2018 berjumlah 265 juta jiwa, meningkat 12,8 juta jiwa dibanding tahun 2014. Artinya, setiap tahun terjadi pertambahan penduduk mencapai 3,2 juta jiwa atau tumbuh 1,27 persen per tahun.

Tentang hal ini, secara makro berimbas pada kebutuhan pangan pokok yang tentu meningkat dan harus tersedia sepanjang waktu. Faktanya, berdasarkan data pertumbuhan penduduk di atas, kebutuhan konsumsi beras 2014-2018 bertambah 1,7 juta ton.

Jumlah ini setara dengan produksi 2,82 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Namun demikian, berkat program terobosan pembangunan pertanian Menteri Andi Amran Sulaiman dan didukung kerja keras semua pihak, produksi pangan justru mengalami kenaikan.

Merujuk data BPS, produksi 75,36 juta ton GKG naik 6,37 persen dibandingkan tahun 2014 yang hanya 70,84 juta ton. Produksi padi di tahun 2016 pun terjadi kenaikan yakni 79.35 juta ton dan tahun 2017 juga terjadi kenaikan sebesar 81.07 juta ton.

Dengan demikian, pertambahan penduduk yang cukup besar setiap tahunya tidak membuat ketahanan pangan kendor. Yang terjadi malah produksi padi petani meningkat dan tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Salah satu kebijakan dan program Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman guna meningkatkan produksi pangan yakni Program Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Swasembada Pangan.

Berita Rekomendasi

Tak sekedar itu, kebijakan lainnya untuk mempermudah implementasi program tersebut yakni melakukan deregulasi dengan mencabut 50 permentan dan menyederhanakan 15 permentan menjadi 1 permentan, 140 Permentan terkait tahun anggaran dicabut.

Karena itu, selain berhasil meningkatkan produksi, kebijakan pembangunan pertanian tersebut pun telah menorehkan berbagai kinerja yang patut menjadi catatan penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Pertama, dari BPS, ekspor pertanian di tahun 2017 sebesar Rp 441 triliun, naik 24% dibandingkan 2016 yang hanya Rp 355 triliun. Kedua, investasi pertanian 2017 Rp 45,90 triliun, atau naik 14% per tahun dari tahun 2013 hingga 2017.

Ketiga, di tahun 2018 pun telah mencatatkan capaian terbaru. Kementerian Pertanian telah mengekspor jagung dari Gorontalo 100.000 ton, Sulsel 100.000 ton dan NTB 300.000 ton dari target 500.000 ton. Ekspor pun direncanakan akan dilakukan dari Sulteng dan Jatim dalam waktu dekat.

Keempat, total tanam bawang Putih di tahun 2017 hanya 1.900 ha, akan tetapi di tahun 2018 ini naik menjadi 15.000 ha dari target 26.000 ha.

Untuk swasembada bawang putih perlu tanam 60.000 ha hingga 2020. Alhasil, yang selama ini kebutuhan bawang putih dari impor 96%, namun di tahun 2017 impor bawang putih hanya 559 ribu ton. Kelima, nilai ekspor pertanian 2017 sebesar Rp. 441 triliun, naik 24,47% dibanding 2016. Keenam, secara bertahap Kementan telah membangun sawah 1,0 juta ha dari rawa pasang surut di Sumsel dan Kalsel.

Berbagai capaian di atas optimis bisa ditingkatkan. Yakni dengan membuka diri untuk mendukung iklim investasi pertanian. Hal ini sangat penting dalam mendongkrak kinerja ekspor pangan dan tentunya berimbas juga pada peningkatan kesejahteraan petani.

Untuk itu, patut diapresiasi beberapa hari lalu, Kementerian Pertanian telah meluncurkan Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) atau Padu Satu.

Tak kalah penting juga, telah menerapkan kebijakan-kebijakan yang mempermudah dan menciptakan daya tarik investor baik dari dalam maupun luar negeri.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas