Makam Lima Orang yang Dianggap Teroris di TPU Pondok Ranggon Kondisinya Miris
Satu dari dua orang tersebut teridentifikasi sebagai Hasan Noer, sementara satu lainnya hingga kini belum teridentifikasi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekilas nampak tak ada yang berbeda dari makam yang ada di Blok AA1 Blad 18 Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon apabila dibandingkan dengan makam lainnya.
Tetapi, bila dilihat lebih dekat, ada yang unik di blok makam tersebut. Ya, blok ini menjadi tempat peristirahatan terakhir beberapa teroris yang sempat membuat resah masyarakat.
Masih ingat bom JW Marriott dan Ritz-Carlton pada tahun 2009 lalu? Ketiga otak dibalik tragedi berdarah tersebut dimakamkan di blok ini. Mereka adalah Ibrohim, Mohamad Syahrir, dan Syaifudin Zuhri.
Selain ketiga orang tersebut, pelaku bom di Masjid Az-Dzikra, Mapolres Cirebon yakni Muhammad Syarif juga disemayamkan di blok ini.
Kemudian, ada lagi dua terduga teroris yang tewas ditembak anggota Densus 88 Anti Teror di daerah Cawang, Jakarta Timur pada tahun 2010 yang lalu keduanya juga dikebumikan di tempat ini.
Satu dari dua orang tersebut teridentifikasi sebagai Hasan Noer, sementara satu lainnya hingga kini belum teridentifikasi.
Pusara makam lima dari enam teroris tersebut jaraknya berdekatan, yakni di bagian paling pojok, dekat tepian kali yang membelah TPU Pondok Ranggon.
Sementara makam Ibrohim, seorang florist yang terlibat dalam pengeboman di JW Marriott berada di bagian tengah blok AA1 Blad 18.
Miris, begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi keenam makam tersebut saat ini.
Dari pantauan TribunJakarta.com, keenam makam tersebut sangat tidak terurus dan hampir rata dengan tanah.
"Sejak dimakamkan disini tidak ada yang datang untuk mengurusnya," ujar Hasan Syafei (42), seorang pembersih makam di TPU Pondok Ranggon, Sabtu (19/5/2018).
Batu nisan sebagai tanda pengenal makam yang biasanya dibentuk seindah mungkin, nampak sangat sederhana di makam keenam teroris tersebut.
Nampak hanya makam Ibrohim, Mohamad Syahrir, dan Syaifudin Zuhri yang masih bisa terbaca nisannya, sementara kondisi nisan ketiga teroris lainnya nampak sudah tidak dapat terbaca.
Hanya terlihat sebuah batu di atas ketiga makam tersebut, senagai tanda di situ ada seseorang yang disemayamkan.