Menteri Agama, Pesparani Katolik Nasional Wajah Kita di Dunia
Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional pertama bukan hanya pesta umat Katolik. Tetapi pesta bersama seluruh masyarakata Indonesia
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional pertama bukan hanya pesta umat Katolik. Tetapi pesta bersama seluruh masyarakata Indonesia. Terlebih diadakan di Ambon, Maluku. Demikian peryataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika menerima panitia pelaksana Pesparani 2018, Jumat (18/5) lalu di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Dalam pertemuan itu Lukman menerima laporan persiapan Pesparani dari Ketua Panitia Pelaksana Pesparani 2018, Zeth Sahuburu yang didampingi oleh Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi, pengurus LP3KN, dan para pimpinan umat beragama Provinsi Maluku.
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) adalah lembaga yang dibentuk oleh Menteri Agama untuk mengadakan Pesparani Katolik tingkat Nasional. Sementara di tingkat daerah dibentuk LP3KD.
Dalam pertemuan itu Zeth menyampaikan pemerintah daerah dan masyarakat Maluku sudah siap untuk melaksanakan Pesparani yang akan digelar pada 27 Oktober – 2 November mendatang. Bagi Provinsi Maluku, kegiatan tingkat nasional seperti ini bukanlah hal baru. Tahun 2012 berhasil menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) untuk umat Islam.
Begitu pula dengan umat Protestan telah sukses mengadakan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) pada tahun 2015. “Maka untuk umat Katolik yang akan mengadakan Pesparani tingkat nasional yang pertama kali ini kita berharap dapat menjadi yang terbaik,” ujar Zeth yang juga menjabat sebagai Plt. Gibernur Provinsi Maluku ini.
Menurut Zeth keberhasilan penyelenggaraan kegiatan umat beragama tingkat nasional ini menjadi bukti bahwa Maluku merupakan laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia. “Maka dalam kesempatan ini saya mengikut sertakan para pimpinan umat beragama dari Maluku. Kita ingin menjadikan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia dan lebih dari itu ingin menjadikan Maluku sebagai laboratorium kerukunan umat beragama di dunia”.
Menanggapi pernyataan ini Lukman, memberikan penghargaan yang tinggi atas kesediaan dan kesiapan Ambon untuk menjadi tuan rumah Pesparani yang pertama ini. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi bagi Plt Gubernur, pimpinan provinsi, dan tentunya tokoh-tokoh agama di Maluku yang telah menunjukkan untuk kesian kalinya betapa bangsa ini lebih mengedapankan kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan ini.”
Bagi Lukman kerukunan dan kedamaian ini adalah wajah masyarakat Indonesia yang sebenarnya. “Dan sekali lagi, Ambon bisa menjadi tempat ajang kegiatan umat beragama tingkat nasional. Kegiatan ini bukan hanya ditunjukkan kepada bangsa Indonesia saja tetapi juga dunia bahwa kedamaian dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia memang begitulah adanya. Memang karakter bangsa kita yang hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan agama”.
Sebelum menemui Menteri Agama, panitia pelaksana Pesparani bertemu pula dengan pimpinan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Rombongan diterima oleh Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo dan beberapa uskup lainnya.
Dalam kesempatan itu Uskup Keuskupan Ambon Mgr. Mandagi yang mendampingi rombongan menyampaikan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat di Ambon sangat mendukung kegiatan ini. “Yang bertanding orang Katolik tapi yang menyelenggarakan orang Maluku. Diatas segala-galanya adalah kasih. Kita adalah satu bangsa, bangsa Indonesia,” ujar Mgr. Mandagi.
Pernyataan ini dibenar oleh Ketua MUI Maluku H. Abdullah Latuapo. “Seluruh masyarakat Maluku siap mendukung Pesparani ini,” tambahnya.
Di tempat yang sama Ketua LP3KN Adrianus Meliala mengucapkan terima kasih atas kedatangan rombongan panitia pelaksana dari Ambon. Terlebih kehadiran panitia pelaksana ini didampingi oleh seluruh pimpinan umat beragama dari islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan Budha.
Setelah mengunjungi KWI dan Menteri Agama, rombongan berangkat ke gedung DPR. Kali ini mereka beraudiensi dengan pimpinan Komisi VIII. Komisi ini membidangi masalah agama dan sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.