Jadi Presiden, Rizal Ramli Targetkan Ringkus 100 Orang Brengsek
Ia mengaku elektabilitasnya di banyak kalangan terus mendaki, bahkan akan memuncak di bulan Agustus 2018 nanti.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rizal Ramli makin percaya diri mencalonkan sebagai Presiden 2019.
Ia mengaku elektabilitasnya di banyak kalangan terus mendaki, bahkan akan memuncak di bulan Agustus 2018 nanti. Ini lantaran ia terbilang rajin sowan ke banyak tempat.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini jauh-jauh hari sudah roadshow ke banyak wilayah di Sumatra dengan jalan darat.
Ia menyusuri wilayah di Pulau Sumatra untuk mendekatkan diri ke calon pemilih.
“Bedanya, kalau calon Presiden lain datang keluar uang, saya malah dibayar,” ujarnya tergelak. Bukan apa-apa, ia acap diajak diskusi sehingga saat pulang, ia mengantongi uang.
Pengalaman itu hanya sepenggal cerita yang ia utarakan saat berkunjung ke redaksi Kontan.
Rizal mengaku memiliki banyak program menarik yang layak ditawarkan ke publik dan ia yakini akan banyak menyelesaikan masalah yang dialami Indonesia.
Pertama, ia akan menangkap 100 orang paling brengsek di Indonesia. Menurut Rizal ini penting lantaran negeri ini disesaki oleh pejabat negara dan daerah yang brengsek.
Rizal akan mengirimkan orang-orang brengsek ke ‘Pulau Malaria’ yang berlokasi di selatan, Kalimantan. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan tuduhan pelanggaran Hak Azasi Manusia.
Baca: Bangga Ekspansi ke Negara ASEAN, Rudiantara: GO-JEK Pandai Lihat Pasar
Pasalnya, jika mereka meninggal, penyakit malaria yang jadi penyebab.
Kedua, mengubah sistem keuangan pemerintah. Saat inim sistem utang pemerintah didasarkan pada bunga utang yang besar dan pengondisian aturan yang menguntungkan para pemberi utang.
Proyek swastanisasi air bisa menjadi contoh. Aturan ini kata Rizal, menjadi pintu masuk neoliberalisme yang akan berujung ke kapitalisme.
Rizal mengatakan, jika menjadi presiden, ia akan memaksimalkan tawaran pinjaman dengan bunga rendah semisal yang ditawarkan Kuwait, dengan negara-negara Eropa yang konsen dengan isu lingkungan.
Seperti Jerman yang bersedia memotong triliunan utang dengan syarat Indonesia harus menjaga jutaan hektar lahan konservasi.