Lemkapi Minta Aksi Teror Tidak Dibawa ke Ranah Politik
Kami minta tidak menjadikan aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini dibawa ke ranah politik.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) meminta agar semua pihak tidak membawa aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini ke ranah politik.
"Kami minta tidak menjadikan aksi teror yang terjadi akhir-akhir ini dibawa ke ranah politik. Begitu juga kasus demo HMI yang berakhir anarkis di depan Istana," ujar Direktur Eksekutif Lemkapi, Edi Hasibuan melalui keterangannya.
Edi menilai bahwa yang namanya teror itu terjadi diseluruh dunia. Menurutnya saat ini teror menjadi musuh bersama dan harus dilawan bersama.
"Jangan sampai ada pihak yang diuntungkan di belakang ini justru tertawa karena apa yg menjadi misinya tercapai termasuk keinginan teroris," tegas Edi.
Edi menduga ada pihak tertentu yang mengambil momen ini ke ranah politik. Termasuk mengganti kapolri
Menurut Edi, Polri dan BIN sudah melakukan tugasnya dengan baik dan anggotanya sendiri sudah banyak menjadi korban aksi teroris. Polri juga sudah melakukan penegakan hukum terhadap teroris. Edi menilai hal ini tidak serta membuat tuntutan pergantian Kapolri dilakukan.
"Soal pergantian Kapolri, menurut pandangan kami itu sudah ada mekanismenya. Tidak mungkin setiap ada kejadian Kapolri diganti. Kami yakin bapak presiden sudah memiliki pertimbangan soal itu," jelas mantan anggota Kompolnas tersebut.
Seperti diketahui, telah terjadi tiga ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, saat para jemaat hendak melakukan ibadat.
Peristiwa teror tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan, yakni pukul 07.30, 07.35, serta 07.40 WIB.
Kemudian pada Senin pagi ini, sebuah serangan bom juga terjadi di Polrestabes Surabaya oleh teroris yang diduga menggunakan kendaraan roda dua.
Rentetan aksi teror tersebut pun seakan menyusul peristiwa kerusuhan yang dilakukan para narapidana teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, yang menewaskan 5 polisi, 1 napi teroris serta melukai 4 polisi lainnya.
Tidak hanya itu, aksi penusukan terhadap seorang polisi intel pun juga dilakukan pada waktu yang berdekatan di lokasi yang masih berada di kompleks Mako Brimob Kslapa dua, dan menewaskan seorang polisi yang ditusuk tersebut, serta pelaku penusukan yang akhirnya ditembak polisi lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.