Mantan Kepala BNPT Sebut Ada 4 Ajaran Terorisme yang Dijadikan Bahan Tausiah
Ansyaad Mbai, menyebut ada 4 ajaran terkait terorisme yang telah masuk dan menjadi bahan tausiah bagi penceramah di masjid.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyaad Mbai, menyebut ada 4 ajaran terkait terorisme yang telah masuk dan menjadi bahan tausiah bagi penceramah di masjid.
Ansyaad pun mengimbau agar para ulama mampu mencegah ini.
Maka dari itu, ia meminta kerjasama semua pihak dari ulama, pemerintah, Polri, TNI dan intelijen untuk melawan ajaran ini.
"Celakanya disadari atau tidak, ini (ajaran teroris) diangkat, dijadikan bahan tausiah atau orasi bagi para mubalig yang sebenarnya moderat. Sadar atau tidak ajaran mereka mengadopsi ISIS. Ini seharusnya para ulama bisa bangkit bekerja sama dengan pemerintah dan Polri, TNI, serta intelijen untuk melawan ini," ujar Ansyaad di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5/2018).
Baca: Mabes Polri Ingatkan Masyarakat Tak Bercanda Soal Bom
Ia pun memaparkan keempat ajaran yang disebut telah menjadi bahan tausiah tersebut.
Pertama, ajaran tauhid versi narapidana teroris Aman Abdurrahman.
Yang kedua, yakni pembatalan keislaman yang sudah beredar di media sosial.
Ajaran ketiga mengenai ajaran thagut anshorut thagut.
Sementara, ajaran keempat yakni kafir demokrasi.
"Jadi negara kita ini kafir menurut teroris. Kemudian pemahaman kafir, orang mengkafirkan orang lain, bom bunuh diri itu keistimewaan, mati syahid, ajaran ini merasuki para bom bunuh diri yang sekarang sedang merambah," ungkapnya.
Ansyaad tidak menjelaskan lebih detail mengenai ajaran-ajaran ini.
Namun demikian, ia menegaskan perlunya operasi gabungan dari pihak Kemenag, ulama, Polri, BNPT, dan TNI guna mencegah ajaran terorisme meracuni pikiran masyarakat.
"Terorisme harus ditindak tegas. Sedangkan kalau kita seperti biasa dan normatif tidak apple to apple. Ini harus dilakukan bersama, ini harusnya operasi gabungan para ulama, pemerintah, Polri, TNI dan sebagainya," pungkasnya.