Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inisiatif Pribadi, Ketua DPR Jalani Pemeriksaan Sebelum Diundang KPK

Bamsoet sapaanya datang untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus korupsi KTP Elektronik.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Inisiatif Pribadi, Ketua DPR Jalani Pemeriksaan Sebelum Diundang KPK
Amriyono Prakoso/Tribunnews.com
Bambang Soesatyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi mencegah terjadinya polemik hubungan antara DPR dan KPK yang saat ini sudah kondusif, Ketua (DPR) Bambang Soesatyo berinisiatif mendatangi gedung Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) Jumat (8/6/2018) pagi.

Bamsoet sapaanya datang untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus korupsi KTP Elektronik.

Kedatangan Bambang hari ini sekaligus mengklarifikasi ketidakhadiran pada pemanggilan sebelumnya pada hari Senin (4/6/2018) lalu.

"Alhamdulillah hari Jumat ini kegiatan DPR RI agak senggang. Karena, memang Jumat itu hari fraksi, jadi tidak ada agenda sidang maupun agenda penting kedewanan lainnya. Kehadiran saya pagi ini selain untuk menghargai pimpinan KPK, juga untuk menjadi contoh bagi pejabat penyelenggara dan masyarakat Indonesia untuk senantiasa taat hukum dan taat azas," kata Bamsoet usai memberi keterangan di gedung KPK.

Bamsoet datang tepat pukul 08.00 dan keluar pukul 09.00 WIB.

Dirinya menjelaskan, pada undangan Senin lalu, dirinya tidak bisa hadir karena sudah ada agenda pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakat yang sudah terjadwal sejak jauh hari sebelumnya.

Bamsoet juga sudah mengirimkan surat ke KPK tidak bisa memenuhi undangan tersebut.

Berita Rekomendasi

"Dalam surat yang saya kirim ke KPK saya minta penjadwalan ulang. Namun, karena hari ini kegiatan saya tidak padat, maka saya berinisiatif datang langsung ke KPK tanpa harus menunggu surat undangan berikutnya dari KPK," kata Bamsoet.

Politikua Partai Golkar ini mengungkapkan selama satu setengah jam di KPK, dirinya dimintai keterangan terkait adanya transfer dana sebesar Rp 50 juta kepada DPD Partai Golkar Jawa Tengah.

Dirinya berharap keterangan yang diberikan pagi ini dapat membantu KPK dalam menyelesaikan kasus yang ditangani.

"Tadi saya diminta keterangan seputar adanya transfer sebesar Rp 50 juta rupiah ke DPD Partai Golkar Jawa Tengah pada Mei 2012 yang katanya juga sudah dikembalikan ke KPK pada Desember 2017. Terus terang saya jelaskan dan tegaskan ke KPK, saya sama sekali tidak mengetahui adanya transfer dana maupun pengembalian uang sebesar RP 50 juta tersebut dari DPD Golkar Jawa Tengah," kata Bamsoet.

“Termasuk asal muasal uang tersebut apakah dari urusan e-KTP atau hasil usaha lainnya dari si pengirim tersebut, saya juga tidak tahu," lanjutnya.

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menyampaikan bahwa sebagai anggota DPR dari Jawa Tengah, dirinya selalu membantu berbagai kegiatan partai Golkar di Jawa Tengah secara langsung. Tidak pernah melalui transfer.

Dalam kesempatan yang sama Bamsoet menyatakan senantiasa siap membantu kinerja KPK dalam penegakan hukum di Indonesia, utamanya dalam mencegah dan memberantas korupsi.

Dirinya menekankan, tugasnya sebagai ketua DPR saat ini adalah menjaga suasana politik agar tetap kondusif menjelang pesta demokrasi pileg dan pilpres pada April 2019 mendatang.

Termasuk menjaga hubungan DPR dan KPK agar tetap harmonis.

"Saya yakin KPK senantiasa mampu bekerja secara profesional. Jika ada tekanan maupun pengaruh dari pihak manapun, KPK jangan ragu melaporkan kepada DPR. Saya pastikan DPR selain sebagai mita kerja, akan terus membantu dalam mendukung kerja KPK," kata Bamsoet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas