Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

"Ada Upaya Pisahkan PDIP dari Jokowi"

Satu diantaranya, adalah dengan cara klaim kemenangan di Pilkada Serentak oleh beberapa partai politik dan cara-cara lain.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in
PDIP
Rakernas PDIP, Jokowi dan Megawati 

Kemenangan Semu Partai Medioker

Sejumlah partai medioker atau partai yang berada di papan tengah, mengklaim diri mereka berhasil memenangkan banyak pemilihan di daerah pada Pilkada Serentak tahun ini.

Mereka mengatakan, selalu mendengarkan keinginan rakyat di daerah sebelum akhirnya mencalonkan pasangan untuk bertarung.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan klaim kemenangan itu, merupakan kemenangan semu partai yang hanya mengusung. Pasalnya, tidak ada sama sekali kader dari partai mereka sendiri yang bertarung dalam kontestasi di Pilkada.

"Saya harus bilang kalau itu kemenangan semu partai medioker. Tidak ada yang benar-benar kader partai mereka sendiri," katanya saat dihubungi Tribun.

Sosok Ridwan Kamil di Jawa Barat atau sosok Edy Rahmayadi di Sumatera Utara, sama sekali bukan orang partai. Menjadi aneh, ketika ada satu atau dua partai mengklaim bahwa sosok tersebut merupakan kader mereka.

"Dua orang ini misalnya, mereka bukan kader partai. Tapi, karena menang, partai-partai ini jadi mengklaim," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto mengatakan partai-partai yang mengklaim kemenangan tanpa kader itu menjadi wajar. Pun begitu dengan kewajaran di beberapa daerah yang mengusung kader PDIP bersama-sama dan menang.

"Ya enggak apa-apa lah. Hitung-hitung yang kuat bantu yang lemah," ucapnya seraya tersenyum.

Namun begitu, PDIP tetap mengklaim pesta pemilihan di daerah kemarin, adalah pesta milik mereka.

Tujuh kader PDIP dari 17 gubernur dan wakil gubernur terpilih versi hitung cepat, merupakan kader mereka. Sedang partai lain hanya beberapa kader saja yang menjadi kepala daerah.

"Kami unggul secara kualitas kader. Empat kader kami jadi gubernur, tiga jadi wakil gubernur. Sedangkan yang lain, hanya dua atau tiga kader saja. Bahkan ada yang sama sekali tidak mengusung kader sendiri," urainya.

Dengan kondisi seperti ini, Hasto mengatakan cukup bangga dan senang karena pengkaderan yang menjadi tugas dan fungsi partai berjalan secara baik. Mengenai banyaknya kekalahan, Hasto menjelaskan partainya akan mempersiapkan kader terbaiknya di pemilihan berikutnya.

"Kalah menang di Pilkada itu biasa. Justru akan menjadi pemicu kami untuk menyiapkan calon terbaik dari daerah tersebut. Bukan partai yang hanya mengaku-ngaku," jelas Hasto. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas