Ridwan Kamil Tak Khawatir Kemenangannya di Pilgub Jabar Terancam
Dalam quick count sejumlah lembaga survei, suara Ridwan-Uu (Rindu) unggul 3-4 persen dari pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandidat Gubernur Jawa Barat versi quick count Ridwan Kamil mengaku tak khawatir soal kemungkinan hasil penghitungan suara PIlkada Jawa Barat versi quick count berbeda dari hasil hitung Komisi Pemilihan Umum.
Pesaing pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yaitu pasangan Sudrajat-Ahmad Syaiku yang diusung Gerindra, PAN, dan PKS meyakini bahwa merekalah pemenang Pilkada.
Dalam quick count sejumlah lembaga survei, suara Ridwan-Uu (Rindu) unggul 3-4 persen dari pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
"Enggak (khawatir). Saya dari dulu saat meniatkan luar biasa tegang dinamikanya, saat mendaftar juga sama, saat berkompetisi sama, detik akhirnya positif. Berita belum pasti ini tidak akan menggelisahkan karena saya meyakini angka kita yang benar," tutur Ridwan saat ditemui di kediaman Solihin GP, Jalan Cisitu, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/6/2018).
Baca: Menurut Fadli Zon, Kampanye #2019GantiPresiden Sukses Angkat Suara Sudrajat-Syaikhu di Pilgub Jabar
Ia pun tak khawatir jika kemenangannya di Pilkada Jabar digugat. Menurut dia, hal itu wajar terjadi dalam proses demokrasi.
Apalagi, ia pun pernah digugat pada Pilkada Kota Bandung 2013 lalu.
"Sama, saya 2013 bayangin menang 45 persen digugat oleh mereka yang 17 persen. Jadi beda jauh juga ada yang ingin meluapkan rasa penasarannya dengan tidak logis. Ya kalau terjadi lagi, saya ulang kaset 2013. Ada tim lawyer-nya kita debat di MK. Nanti juga ada titik berhentinya," papar Emil, sapaan akrabnya.
Sambil menunggu hasil penghitungan resmi KPU, Emil berkomitmen untuk terus melanjutkan kewajibannya memimpin Kota Bandung.
"Saya kan Wali Kota Bandung, saya akan menyibukkan diri mengurus Kota Bandung," kata dia.
Namun, ia tetap menginstruksikan kepada timnya untuk terus mengawal proses penghitungan langsung oleh KPU.
"Tapi terus memonitor, menitipkan kepada tim gabungan untuk menjaga suara yang akan dihitung manual. Jangan sampai ada rekayasa yang terjadi. Karena hasil quick count ini sama ke semua konsultan, 3-5 persen. Akan jadi ke MK kalau perbedaannya 0,5 persen," jelasnya.
Sebelumnya Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi saat konferensi di Kantor DPD Gerindra Jawa Barat, Jalan PHH Mustopha Kota Bandung, Kamis (28/6/2018), mengatakan hasil hitung cepat sementara inkonsistensi.
Sebab, hasil survei yang mereka buat sebelumnya di masa kampanye, selalu menyebut pertarungan Pilkada Jawa Barat hanya akan didominasi pasangan Rindu dan Deddy-Dedi.
“Kami ingin memberikan edukasi politik ke masyarakat agarlembaga survei jangan membentuk opini yang justru mendegradasi,” tuturnya.