Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Qurban di Pedalaman, Insan Bumi Mandiri Beri Layanan 12.500 Warga

Program ini tersebar di 10 Provinsi, 22 Kabupaten/Kota, 53 Kecamatan, dan 103 Desa, yang melingkupi Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Sumatera

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Qurban di Pedalaman, Insan Bumi Mandiri Beri Layanan 12.500 Warga
Tribunnews/JEPRIMA
Direktur Insan Bumi Mandiri Ridwan Hilmi (kanan) bersama Ustadz Mubarak (kiri) saat memaparkan program Qurban Di Pedalaman di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/7/2018). Insan Bumi Mandiri (IBM) hadir dengan bercita-cita untuk memberdayakan masyarakat yang memeiliki keterbatasan akses di wilayah terpencil dan pedalaman di Indonesia yang tepat sasaran menyambung asa hingga pelosok khususnya di Indonesia Timur seperti Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Sumatera. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak 2016, Insan Bumi Mandiri (IBM) telah memberikan layanan program bagi 12.500 warga pedalaman.

Wilayah pelaksanaan program ini tersebar di 10 Provinsi, 22 Kabupaten/Kota, 53 Kecamatan, dan 103 Desa, yang melingkupi Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Sumatera.

Minimnya jumlah pequrban serta masih rendahnya tingkat konsumsi daging masyarakat wilayah terpencil dan pedalaman di Indonesia, menjadikan Qurban sebagai program strategis untuk menanggulangi fakta dan isu sosial kemasyarakatan ini.

“Sebelum ada program Qurban di pedalaman, jangankan makan daging qurban, yang qurban saja di sini sedikit sekali...” kata ustaz Mubarak, yang menjadi pendamping program IBM di Kab. Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tidak hanya berhenti di situ, rendahnya pengetahuan serta sumber daya para peternak lokal di NTT pun menjadi isu pemberdayaan yang menjadi sorotan IBM.

“Peternak lokal di sini biasanya memiliki dua atau tiga kambing saja. Itu pun diurus seadanya. Jadi mereka belum memiliki orientasi ternak produktif,”  kata Mubarak.

“Oleh karena itulah, program Qurban di Pedalaman hadir untuk menjadi solusi atas permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang menjadi keumuman kondisi di wilayah-wilayah terpencil dan pedalaman di Indonesia,” terang Ridwan Hilmi, Direktur IBM.

Baca: Kisah Dokter Amalia Tugas di Pedalaman Papua, Tandu Pasien hingga 16 KM Lewati Jalan Berlumpur

BERITA REKOMENDASI

“Partisipasi dan dukungan dari masyarakat di wilayah perkotaan dalam program Qurban di Pedalaman, telah dan akan menjadi solusi konkrit untuk memberikan dampak pemberdayaan bagi masyarakat di pelosok dan pedalaman Indonesia. Tahun 2017, IBM menghimpun 769 kambing Qurban dari masyarakat – yang mengalami kenaikan hingga 400% sejak 2016 lalu,” terang Ridwan.

Indikasi tumbuhnya minat para pequrban terhadap program Qurban di Pedalaman, mendorong IBM untuk mengejar target himpunan hewan Qurban di tahun 2018 menjadi 2.000 kambing serta 300 sapi.

“Agar kemanfaatan Qurban ini bisa dirasakan hingga ke berbagai pelosok, IBM pun menjalin kemitraan dengan jejaring masjid di kabupaten-kabupaten di berbagai pedalaman Indonesia. Masyarakat dan kelembagaan lokal, jadi mitra utama kami untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan” ujar Ridwan.

Ridwan juga menyampaikan bahwa prioritas utama wilayah distribusi Qurban di Pedalaman ini adalah: Pulau Alor, Pulau Pantar, Lembata, Sikka, dan Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur.

Meskipun demikian, IBM menyatakan komitmennya agar distribusi Qurban tahun ini bisa menjangkau wilayah-wilayah di Sumatera (Muratara, Musirawas, Lubuklinggau), Sulawesi (Paringgi Moutong), Flores Timur, dan Papua (Wamena, Timika, Manokwari, Sorong).

Misi pemberdayaan masyarakat di pedalaman pun dikembangkan lebih lanjut oleh IBM di tahun 2018 ini, dengan menginisiasi pembinaan bagi para peternak di Kampung Nurdin, Kab. Alor, NTT.

“Ini adalah inisiatif kami menjelang momentum Qurban tahun ini, agar masyarakat yang biasanya memiliki penghasilan tak menentu dari berkebun maupun melaut, bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” ungkap Ridwan.

Potret kondisi ekonomi masyarakat pedalaman yang rendah ini, juga disampaikan oleh Ustadz Kadir Djaibakal yang menjadi relawan lokal IBM di Pulau Pura, Alor, NTT.

“Kondisi ini bukan hanya terjadi di Pulau Pura, melainkan di seluruh wilayah Alor. Kami perlu sambung tangan kepada para donatur dan masyarakat berpunya, agar mau melihat bahkan membantu secara langsung kesulitan warga kami di sini,” kata Kadir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas