Nama Anies Baswedan Cukup Menjanjikan Tambah Suara Prabowo di Pilpres 2019
Nama Anies semakin dikenal dan mendapat perhatian yang lebih luas lagi dari masyarakat Indonesia setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dinilai cukup menjanjikan untuk bisa menambah suara Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Hal itu menurut Pengamat politik, Said Salahudin, kepada Tribunnews.com, Kamis (19/7/2018).
"Selain kandidat dari internal koalisi, maka untuk mencapai target "menang", dan bukan sekedar "ikut" pilpres tadi, Gerindra, PKS, PAN, serta Demokrat, saya kira juga perlu melihat potensi kemenangan yang lebih terbuka jika cawapres Prabowo berasal dari luar luar parpol tersebut," ujar Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini.
Perlu diingat, kata dia, sebelum penetapan nama capres-cawapres pada Pilpres 2014, nama Anies Baswedan bertengger di posisi ketiga sebagai tokoh yang paling dinginkan masyarakat menjadi Capres, saat itu.
Saat itu, dia mengingatkan, nama Anies Baswedan yang kadang bertukar tempat dengan Mahfud MD untuk posisi ketiga dan keempat, persis berada di bawah nama Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo.
"Artinya, sejak 2014 pun nama Anies sebetulnya sudah menguat," tegas Said kepada Tribunnews.com.
Apalagi, imbuhnya, jika ditambahkan dengan popularitas yang diraihnya pascamenang di Pilkada Jakarta.
"Nama Anies semakin dikenal dan mendapat perhatian yang lebih luas lagi dari masyarakat Indonesia," jelasnya.
Jika dipersandingkan antara Prabowo-Ahmad Heryawan (Aher), Prabowo-Zulfikifli Hasan (Zulhas), atau Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Said cenderung memprediksi pasangan Prabowo-Anies lebih berpeluang mendulang suara lebih banyak.
Selain daripada itu, menuruut dia, sebagai mantan 'orang dalam' Jokowi di Pilpres 2014, Anies paham benar seluk-beluk dan strategi Jokowi dan parpol pendukungnya.
"Dengan bekalnya itu dia dapat merumuskan strategi yang lebih jitu untuk mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019 nanti," paparnya.
Tetapi untuk menunjuk Anies Baswedan sebagai pendamping Prabowo dia mengakui, memang tidak mudah karena parpol koalisi Gerindra tentu tidak mudah setuju.
Lagi-lagi ini terkait dengan faktor 'presidential effect' di Pemilu serentak 2019 mendatang.
"Jadi semua berpulang pada Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat. Mereka sekedar mau "ikut" pilpres atau mau "menang" pilpres," ucapnya.