Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahfud MD Jenguk Kiai Maimoen Zubair di Rembang

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjenguk Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar, Sarang, KH Maimoen Zubair di Rembang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mahfud MD Jenguk Kiai Maimoen Zubair di Rembang
Istimewa
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjenguk Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar, Sarang, KH Maimoen Zubair di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (20/7/18) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menjenguk Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Anwar, Sarang, KH Maimoen Zubair di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (20/7/18) sore.

Memasuki kompleks Ponpes, Mahfud disambut oleh santri dan diantar ke kediaman Mbah Maimoen.
Sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) ini menerima Mahfud dengan hangat. Keduanya pun saling sapa dan bertukar kabar.

"Saya kemarin habis jatuh, patah tulang ini, ada acara di Jakarta tidak bisa datang. Alhamdulillah masih sehat di usia 90 tahun," ungkap Mbah Maimoen.

"Alhamdulillah semoga sehat dan diberi umur panjang," ujar Mahfud mendoakan.

Mbah Maimoen pun menjawab dengan berkelakar ala Kiai-Kiai Nahdliyin.

"Kalau panjang umurnya sih sudah ya," kata Mbah Maimoen mengundang tawa Mahfud dan beberapa santri yang menemani Kiai mereka.

Mahfud dan Mbah Maimoen kemudian melakukan pertemuan tertutup berdua selama hampir satu jam.

Baca: Ketika Jokowi Umumkan Cawapres, Apakah Semuanya Merasa Happy dan Tetap Memberi Dukungan Penuh?

Berita Rekomendasi

Usai pertemuan tertutup itu, nampak kedekatan antara Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Sembari bercengkerama dengan tamu dan awak media, Mbah Maimoen kerap memegang erat tangan Mahfud.

Mbah Maimoen kemudian bercerita tentang peran ulama-ulama terdahulu sejak Walisongo hingga KH Hasyim Asy'ari dalam perkembangan Islam di nusantara.

Ulama-ulama ini berjalan dan bekerjasama dengan tokoh nasionalis untuk meraih kemerdekaan Indonesia.

"Sebaiknya Indonesia ini tidak dipisahkan, tidak bisa religius itu kecuali harus ada bersama nasionalisme. Antara Bung Karno dengan Mbah Hasyim Asy'ari. Jakarta Agustus proklamasi, Oktober resolusi jihad dari Mbah Hasyim. November ada Hari Pahlawan, tokohnya Bung Tomo, tokoh nasionalis yang pekiknya menggema Allahu Akbar," terang Mbah Maimoen.

Saat salah satu awak media menanyakan apakah pertemuan tertutup kali ini ada kaitannya dengan Pilpres 2019, Mbah Maimoen hanya memberi isyarat.

"Pak Mahfud ke sini minta doa, sering ke sini. Saya seneng kedatangan Pak Mahfud. Ini menyambung apa yang terdahulu. Maksudnya, orang baik itu apa yang baik dilakukan pendahulu itu harus meneruskannya. Itu namanya, al bidayah wa an nihayah," kata Mbah Maimoen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas