Pesisir Pantai Indonesia Bagian Selatan Dilanda Gelombang Tinggi dan Udara Dingin, Ini Penyebabnya
Gelombang tinggi yang menerpa pesisir pantai di wilayah Indonesia bagian Selatan mulai Jawa, Bali, Nusa Tenggara disebabkan faktor perubahan musim.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang tinggi yang menerpa pesisir pantai di wilayah Indonesia bagian Selatan mulai Jawa, Bali, Nusa Tenggara disebabkan faktor perubahan musim.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut saat ini masuk periode puncak musim kemarau.
Dikutip Tribunjogja.com dari BMKG.go.id, perubahan cuaca signifikan puncak musim kemarau yaitu pada Juli-Agustus khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara).
Hal ini ditandai dengan berhembusnya massa udara (angin) yang dingin dan kering dari wilayah Australia yang berdampak pada minimnya potensi hujan dan terjadi peningkatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan pada periode tersebut.
Kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudra Hindia (barat Australia) atau disebut dengan istilah Mascarene High memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesi.
Hal itu dikarenakan kecepatan angin yang tinggi di sekitar wilayah kejadian mascarene high di Samudra Hindia (barat Australia) dan terjadinya swell/alun yang dibangkitkan oleh mascarane high menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa hingga Pulau Sumba.
Kondisi tersebut juga berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4.0 - 6.0 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
Prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada tanggal 22 - 26 Juli 2018 antara lain :
Tinggi Gelombang 1.25 - 2.5 m (Sangat Waspada) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Perairan timur Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kep. Selayar, Laut Flores, Perairan Baubau - Kep. Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P. Buru - P.Seram, Perairan Kep. Kei-Kep. Aru, Perairan Kep. Babar-Kep. Tanimbar, Laut Arafuru, Perairan Jayapura.
Tinggi Gelombang 2.5 - 4 meter (Berbahaya) berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan barat Bengkulu - Kep. Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga P. Sumbawa, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Perairan selatan - P. Rote.
Pada tanggal 24 - 26 Juli 2018 berpeluang terjadi peningkatan tinggi gelombang menjadi 4 - 6 meter (Sangat Berbahaya) di Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan barat Bengkulu - Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra.
Perairan selatan Jawa hingga P. Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB. (jogja.tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.