Tak Sekadar Pembangunan, Dana Desa Kejar Pemerataan Ekonomi
pemerintah Indonesia tengah gencar mengatasi kesenjangan, salah satunya melalui program dana desa.
Editor: Content Writer
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan, pemerintah Indonesia tengah gencar mengatasi kesenjangan, salah satunya melalui program dana desa. Bukan sekadar memastikan pembangunan itu dilaksanakan, dana desa juga disalurkan dalam rangka mengejar pemerataan ekonomi.
"Indonesia telah menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 16 dunia. Presiden (Joko Widodo) bekerja keras untuk melakukan pemerataan," ujarnya usai menyerahkan obor asian games secara estafet di Halaman Kantor Walikota Sorong, Papua Barat, Jumat (27/7).
Ia mengatakan, Indonesia adalah negara besar dengan jumlah desa yang cukup fantastis yakni 74.957 desa, dan terdiri lebih dari 17.000 pulau. Untuk mengurangi kesenjangan dan mencapai pemerataan, pemerintah memberikan anggaran dengan porsi yang lebih besar kepada daerah. Porsi anggaran ini akan selalu ditingkatkan sesuai dengan kesiapan daerah.
"Presiden Joko Widodo merasa Indonesia adalah negara yang sangat besar. Karenanya perlu pembangunan yang merata," ujarnya.
Ia mengatakan, sejumlah peneliti memprediksi Indonesia pada tahun 2050 akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4 dunia setelah China, Amerika, dan India. Oleh karena itu ia mengajak seluruh warga Indonesia untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, RAS, dan agama.
"Jangan sampai karena perbedaan pilihan politik kita pecah. Kita boleh memilih siapapun pilihan kita. Setelah terpilih kita harus menerima hasil pilihan tersebut. Jangan sampai terpecah-pecah agar Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 4 dunia," ujarnya.
Terkait hal tersebut Menteri Eko mengapresiasi prestasi Kota Sorong yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 11,8 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kota Sorong merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota tertinggi di Indonesia saat ini.
"Di Sorong pembangunannya luar biasa. Anak-anaknya cerdas dan luar biasa sekali," ujarnya.
Senada dengan hal tersebut,Walikota Sorong, Lambert Jimau mengatakan, tingginya pertumbuhan ekonomi Kota Sorong diarmadai oleh sektor jasa dan pariwisata. Ia mengakui, potensi sumber ekonomi Kota Sorong terletak pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
"Memang Kota Sorong tidak punya SDA (Sumber Daya Alam), tapi punya SDM (Sumber Daya Manusia) yang sangat handal," ujarnya.
Untuk diketahui, dana desa adalah program pemerintah yang menyalurkan dana langsung ke desa. Program ini telah berjalan sejak tahun 2015 dengan memberikan total anggaran ke desa Rp20,8 Triliun, Tahun 2016 Rp46,9 Triliun, Tahun 2017 Rp60 Triliun, dan Tahun 2018 Rp60 Triliun.(*)