Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nama Anies Baswedan Kalah Kuat Dibanding AHY Jadi Cawapres Prabowo

Sosok Anies yang bukan dari partai politik pendukung, menurut dia, menjadikan nama Anies akan mudah tersisih

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Nama Anies Baswedan Kalah Kuat Dibanding AHY Jadi Cawapres Prabowo
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin memprediksi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak akan berpasangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Pilpres 2019.

Sosok Anies yang bukan dari partai politik pendukung, menurut dia, menjadikan nama Anies akan mudah tersisih dari pertimbangan Prabowo dan parpol koalisinya.

Meskipun di satu sisi elektabilitas Anies lebih baik dibanding kandidat cawapres dari Prabowo yang sebelumnya mengemuka, yaitu Ahmad Heryawan atau Aher (PKS), Zulkifli Hasan atau Zulhas (PAN) dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Demokrat).

"Anies, karena dia bukan orang partai, dorongannya tidak cukup kuat," katanya kepada Tribunnews.com, Rabu (1/8/2018).

Dia malah melihat nama putera Ketua Umum Partai Demokrat, AHY jauh lebih menguat dibanding para kandidat lainnya.

"Sebab, diantara empat nama cawapres Prabowo yang sebelumnya mengemuka, saya perhatikan posisi terkuat sudah ditempati oleh AHY," katanya.

Menurut dia, nama AHY menguat karena PAN tidak terlalu 'ngotot' untuk memajukan Zulhas.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan Aher, kata dia, dari sisi elektabilitas diperhitungkan kalah kuat dari AHY.

"Jadi, kalau empat ketua umum parpol itu duduk semeja, misalnya, perdebatan nama cawapres diantara mereka saya kira hanya akan berpusat pada dua nama saja, AHY dan Aher," ujarnya.

Dan ketika mereka beradu data untuk menimbang secara objektif tentang kelebihan dan kekurangan AHY dan Aher, dia menilai, timbangan tentang prospek penambahan suara bagi Prabowo sepertinya akan lebih berat ke AHY.

"Terbatasnya tingkat pengenalan, basis dukungan, dan pengaruh Aher boleh jadi membuat kadar timbangannya menjadi ringan," paparnya.

Sementara timbangan AHY menjadi berat, imbuhnya, karena dia berpeluang merebut suara pemilih milenial yang jumlahnya signifikan.


Sebelumnya berdasarkan hasil sebuah survei dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), nama Anies Baswedan keluar sebagai nama kandidat terkuat untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019 nanti.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas